Anggota DPRD Palopo Sebut Tak Ada yang Salah dari Pemberian Gelar Pangngulu Ade ke Luis Chandra
Kerajaan Luwu memang sudah memaknai pluralisme sejak awal peradaban manusia atau Tomanurung.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM / CHALIK
Karangan bunga untuk Luis Chandra sebagai Pangngulu Ade Suku Tionghoa di Tana Luwu terpasang di depan gerbang Istana Datu Luwu di Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sabtu (25/2/2023). Luis Chandra yang semula akan diberi gelar Tomakaka Tionghoa ri Tana Luwu tiba-tiba diganti menjadi Pangngulu Ade Suku Tionghoa di Tana Luwu.
"Jadi sudah tepat Datu mengukuhkan Tomakaka Tionghoa, apalagi Datu hanya melanjutkan apa yang sudah dilaksanakan Datu pendahulunya," ujarnya.
Ditambahkannya, Kerajaan Luwu memang sudah memaknai pluralisme sejak awal peradaban manusia atau Tomanurung.
Contohnya saja sopir Andi Djemma bernama Tobing itu dari suku Batak.
Olehnya itu pengukuhan etnis Tionghoa sambung dia sebagai kode bahwa Kerajaan Luwu adalah kerajaan tua yang mampu melakukan diplomasi kultural.
"Tidak ada pula salahnya kalau Datu kita dorong sebagai DPD RI agar diplomasi Raja se-nusantara semakin harmonis," tandas legislator Partai Golkar ini.(*)
Berita Terkait
Baca Juga
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.