Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bocah 11 Tahun Tewas di Makassar

Adrian Sempat Main Latto-latto di Rumah Dewa

Setelah memastikan Dewa tak lagi bernyawa, mayatnya disimpan di WC hingga kemudian diikat dan dimasukkan dalam plastik warna hitam.

Penulis: Imam Wahyudi | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Polrestabes Makassar merilis kasus Motif pembunuhan berencana terhadap bocah 11 tahun MFS alias Dewa yang berlangsung di Kantor Polrestabes Makassar, Jl Ahmad Yani, Makassar, Selasa (10/1/2023) sore. Saat keluarga panik mencari korban yang hilang, pelaku justru santai dan sempat main latto-latto di depan rumah korban. 

Penculikan Alif dan beberapa kasus lain serupa, pernah menghebohkan Makassar.

Penculik mengajak bocah yang dia lihat di jalan, mengiminginya membeli sesuatu dan akan diberi imbalan uang.

Di warung yang menjadi target penculik, si penculik pura-pura mau membeli beras atau tabung gas.

Namun karena lupa membawa uang, dia tetap mengambil beras atau tabung gas dan meninggalkan si anak yang dia akui sebagai anaknya sebagai jaminan.

“Alif juga diajak sama Dewa tapi tidak mau. Alif bilang ‘teaja, pernah’ma nakke dilukka (saya tidak mau, saya sudah pernah diculik),” cerita Adrian kepada polisi.

Dalam rekaman CCTV, Dewa memang memperlihatkan gestur mengajak bahkan terkesan memaksa Alif untuk ikut serta.

Di rumah Adrian, Minggu malam, dari pukul 19.00 hingga pukul 22.00 Wita, Adrian dan Faisal terus berusaha menghubungi calon pembeli organ tubuh manusia yang telah berkomunikasi melalui email dengannya.

Mereka berkomunikasi menggunakan Google translate setelah ‘berkenalan’ di situs jual beli organ sell masuk melalui web pencarian Rusia, Yandex.

Tak mendapat respon, Adrian dan Faisal memutuskan menghabisi nyawa Dewa.

Mungkin karena kesal kepada calon pembeli, bercampur rasa takut akan dilaporkan ke polisi jika Dewa dipulangkan dalam keadaan hidup.

Pengakuan Faisal, sebelum dieksekusi, Dewa diminta main game di laptop milik Adrian.

Saat asik main, Adrian mencekiknya dari belakang dan Faisal membekap mulutnya.

Setelah itu, Adrian membanting Dewa ke belakang hingga kepalanya terbentur lantai.

Setelah memastikan Dewa tak lagi bernyawa, mayatnya disimpan di WC hingga kemudian diikat dan dimasukkan dalam plastik warna hitam.

Senin dinihari, menggunakan motor, Adrian dan Faisal membuang mayat Dewa.

Lokasi pembuangan mayat di Waduk Nipa-nipa ide dari Faisal.(*)

Sumber: Tribun Timur
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved