Brigjen dr Farid Amansyah, Dokter Berpangkat Jenderal Pertama Asal Sulsel Kini Raih Gelar Doktor
Brigjen (Pol) dr Farid Amansyah Sp PD Finasim berhasil menyelasaikan studi doktor di Universitas Hasanuddin, Makassar, Senin (9/1/2023)
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Ari Maryadi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dokter pertama asal Sulsel berpangkat Jenderal di Kepolisian Republik Indonesia, Brigjen (Pol) dr Farid Amansyah Sp PD Finasim berhasil menyelasaikan studi doktor di Universitas Hasanuddin, Makassar,Senin (9/1/2023)
Brigjen (Pol) dr Farid meneliti disertasi berjudul ‘Peran Secrotome Mesenchymal Stem Cells Hypoxia dalam Memperbaiki Fibrosis Hati (Studi Eksprerimen Analisis Terhadap IL-4, IL-13, IL-10, TGF-BETA, dan SMA-Sel Stella Pada Animal Model Fibrosis yang Diinduksi CCL4)'
Brigjen Farid Amansyah saat ini menjabat Direktur Pascarehabilitasi Deputi Bidang Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional BNN sejak 26 Juli 2022 hingga sekarang.
Alumni SMAN 11 Makassar ini menemukan bahwa terdapat penurunan yang signifikan dari persentase area densitas kolagen pada kelompok SH-MSC.
Ia juga menemukan SH-MSC secara optimal menurunkan ekspresi gen TGF-β pada fibrosis hati.
Dijelaskan, terdapat penurunan ekspresi α-SMA pada jaringan hati setelah pemberian SH-MSC.
SH-MSC juga mampu menurunkan kadar SGPT secara signifikan dan terdapat tren penurunan pada kadar SGOT.
Temuan ini, dalam disertasinya juga sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa penurunan serat kolagen ditandai dengan terhambatnya ekspresi α-SMA.
Secretome MSCs berperan dalam imunomodulatori inflamasi dan regenerasi pada hepar.
“Hal ini sesuai dengan hasil penelitian kami dimana baik SH-MSC maupun SN-MSC mempunyai kandungan berbagai soluble molecules, berupa IL-10, PDGF, VEGF dan bFGF untuk menekan aktivasi sel stelata hati dan meningkatkan proliferasi baik hepatosit matur maupun diferensiasi sel progenitor hati,” tulis dr Farid Amansyah dalam disertasinya.
Selanjutnya, terdapat penurunan kolagen pada SN-MSC, namun tidak lebih optimal dibanding SH-MSC.
Hal ini diduga disebabkan karena kandungan berbagai sitokin anti-inflamasi dan growth factor pada SN-MSC yang lebih rendah dibanding SH-MSC.
Penelitian ini juga menunjukkan ekspresi IL-4 dan IL-13 terjadi perbaikan setelah diberikan SN-MSC dan terdapat perbaikan yang optimal setelah pemberian SH-MSC karena ekspresinya mirip dengan kelompok sehat.
“Kami menduga bahwa inflamasi merupakan suatu hasil dari faktor dominansi dimana IL-10 sebagai sitokin anti-inflamasi dan peranannya dalam kaskade fibrosis hati lebih dominan dibanding IL-4 dan IL-13. Sehingga, penelitian lebih lanjut untuk menjelaskan fenomena dominansi antar sitokin pada fibrosis hati masih sangat diperlukan,” sambungnya.
Profil Brigjen (Pol) dr Farid Amansyah
Nama lengkap: dr Farid Amansyah Sp PD Finasim
TTL: Makassar, 9 Januari 1970
Andi Amran Sulaiman Akan Jamu Surya Paloh Makan Malam di Makassar |
![]() |
---|
ALFI dan INSA Dukung Transformasi Digital Pelabuhan Makassar |
![]() |
---|
Tiga Peneliti Unhas Dapat Fasilitasi Pusat Kolaborasi Riset BRIN 2025 |
![]() |
---|
835 Personel Gabungan Jaga Laga PSM Makassar vs Persijap, Supporter Lawan Dilarang ke Stadion |
![]() |
---|
Kreatif! Mahasiswa KKN Unhas Sulap Botol Plastik Jadi Kerajinan di SD Arawa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.