Opini
Menelaah Penguatan Mata Uang Ruble Rusia
Perekonomian global satu tahun terakhir ditandai oleh tiga fenomena, yaitu fenomena strong dollar AS, strong Ruble Rusia dan pelemahan Lira Turkiye
Oleh: Muhammad Syarkawi Rauf
Dosen FEB Unhas/ Komisaris Utama PTPN IX
TRIBUN-TIMUR.COM - Perekonomian global dalam satu tahun terakhir ditandai oleh tiga fenomena, yaitu fenomena strong dollar AS, strong Ruble Rusia dan pelemahan Lira Turkiye.
Fenomena penguatan Dollar AS dan Ruble Rusia disebabkan faktor yang berbeda.
Fenomena strong dollar AS dipicu oleh: pertama, kenaikan suku bunga acuan The Fed, Federal Fund Rate (FFR). Kedua, pertumbuhan ekonomi AS meskipun melambat tetapi lebih baik dari Zona Euro (ZE). Asset AS menjadi pilihan investor global. Ketiga, AS net exporter komoditi energi.
Kenaikan harga energi memperkuat Dollar AS.
Fenomena penguatan Ruble Rusia disebabkan oleh kebijakan capital control (kebijakan pembatasan arus modal) paska invasi Rusia ke Ukraina. Bahkan pemerintah Rusia memberlakukan kewajiban pembayaran ekspor Rusia ke berbagai negara dengan menggunakan Rubel Rusia.
Fenomena ketiga adalah pelemahan mata uang Lira Turkiye dan respon anti mainstream ekonomi dari Central Bank Of The Republic of Turkiye (CBRT), menurunkan suku bunga pada saat inflasi ekstrim.
Fenomena di atas dapat dijelaskan dengan konsep impossible trinity. Konsep impossible trinity diperkenalkan oleh ekonom Kanada, Robert Mundell dan Ekonom Inggris, Marcus Flemming tahun 1960-an.
Nilai tukar mata uang Ruble Rusia per Dollar AS mengalami fluktuasi ekstrim paska invasi Rusia ke Ukraina. Fluktuasi disebabkan oleh pemberlakuan sanksi negara-negara barat dan sekutunya kepada Rusia.
Mata uang Ruble Rusia melemah dari RUB 75,284 per Dollar AS pada awal Januari 2022 menjadi RUB 144,654 per Dollar AS pada Maret 2022.
Inflasi Rusia juga mengalami peningkatan dari sebelum invasi pada Februari sebesar 9,2 persen menjadi 16,7 persen pada Maret dan puncaknya sebesar 17,5 persen pada April 2022.
Setelahnya, mengalami penurunan hingga saat ini, menjadi sekitar 12 persen pada November 2022.
Tren inflasi tinggi dan pelemahan mata uang Ruble Rusia kemudian direspon dengan dua kebijakan sekaligus, yaitu: Pertama, pemberlakukan kebijakan kontrol arus modal. Kedua, kebijakan moneter anti mainstream dari Bank Sentral Rusia menurunkan suku bunga acuan dari 8 persen pada Oktober dan 7,5 persen pada Nopember 2022.
Kebijakan kontrol arus modal adalah serangkaian kebijakan dari pemerintah, bank sentral, dan institusi keuangan untuk mengatur arus modal dari dan ke luar negeri.
Instrumennya berupa pajak transaksi luar negeri, pembatasan volume arus modal, pemberlakukan pajak ekspor, pemberlakukan tarif impor dan kebijakan tata kelola pendapatan devisa.
Sejak negara-negara berat memberlalukan sanksi kepada Rusia atas invesi ke Ukraina, perdagangan Rusia dengan sejumlah negara terhenti.
Pada sisi impor, Rusia berhenti memasok kebutuhan dalam negerinya dari luar negeri. Sementara pada sisi ekspor, Rusia tetap mengirim minyak, gas, baja, dan komponen manufaktur lain ke sejumlah negara.
Penghentian ekspor ke Rusia oleh sejumlah negara membuat kebutuhan Dollar AS atau Euro oleh Rusia berkurang.
Permintaan Dollar AS atau Euro oleh Ruble Rusia berkurang drastis. Pada sisi lain, pendapatan devisa Rusia dari ekspor meningkat.
Kenaikan pendapatan devisa dari ekspor disertai kebijakan menempatkan 80 persen pendapatan ekspor dalam Ruble Rusia.
Cadangan devisa Rusia meningkat dari 547,194 milyar Dollar AS pada Oktober menjadi 567,289 milyar Dollar pada November 2022.
Pemerintah Rusia juga memberlakukan kebijakan kewajiban pembayaran ekspor Rusia dalam mata uang Ruble Rusia.
Kebijakan ini membuat kebutuhan Ruble Rusia dari Dollar AS dan Euro meningkat.
Selain itu, pemerintah Rusia membayar kewajiban-kewajiban internasionalnya dalam mata uang Ruble Rusia. Utang pemerintah Rusia berdenominasi Dollar AS dibayar dengan menggunakan Ruble Rusia mengurangi secara signifikan permintan terhadap Dollar AS.
Alhasil, mata uang Ruble Rusia menguat sangat signifikan menjadi 72,701 Ruble Rusia per Dollar AS. Posisi ini lebuih kuat dibandingkan dengan kurs Ruble Rusia per Dpollar AS pada awal Januari 2022 sekitar 75,284 RUB per Dollar AS.
Berdasarkan konsep Mudell-Flemming trilemma, pemerintah dan otoritas moneter tidak mungkin mencapai tiga tujuan sekaligus, yaitu kebijakan moneter independen, kebebasan aliran modal, dan kestabilan nilai tukar.
Impossible trinity menawarkan tiga opsi kebijakan.
Pertama, mempertahankan kebebasan aliran modal dan independensi kebijakan moneter dalam rezim nilai tukar mengambang bebas.
Kedua, menjamin kestabilan nilai tukar dan kebebasan arus modal, tetapi menghilangkan independensi kebijakan moneter.
Ketiga, menjamin kestabilan nilai tukar, dan independensi kebijakan moneter dalam rezim capital control, pengawasan lalu lintas devisa yang ketat.
Pemerintah dan otoritas moneter Rusia, menghadapi situasi yang serba sulit, memilih untuk melakukan pembatasan arus modal (capital control policy) dan menjamin kestabilan nilai tukarnya dengan tetap menjaga independensi kebijakan moneternya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.