Tahun 2023 'Gelap' Tapi Harus Selalu Optimis
Sebentar lagi kita akan memasuki tahun tahun baru, tahun 2023. Seperti biasanya, beragam proyeksi, prediksi, hingga ramalan mengiringi langkah kita
Pertama, bagaimana kondisi perekonomian nasional tahun 2023 di tengah krisis global yang tak kunjung pulih. Bahkan, Presiden Jokowi beberapa kali mengutip berbagai hasil kajian lembaga-lembaga riset maupun badan internasional seperti Bank Dunia, yang mengingatkan betapa kondisi perekonomian dunia tahun 2023 diliputi ‘awan gelap’ yang penuh ketidakpastian.
Akumulasi berbagai krisis tahun 2022 - seperti krisis pangan, krisis energi, krisis keuangan, krisis kesehatan (pandemi), krisis lingkungan alam akibat pemanasan global dan perubahan iklim - akan berlanjut dan berpotensi mendatangkan dampak lebih luas dan dalam sehingga berbagai lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia, IMF memprediksi ekonomi dunia akan masuk jurang resesi pada tahun 2023, terutama karena resesi keuangan di sejumlah negara . Dalam era globalisasi dan Revolusi Industri 4.0 saat ini, kita (Indonesia) sebagai bagian dari warga dunia, tak bisa terhindar dari berbagai krisis multi-dimensi itu.
Beruntung, Indonesia diproyeksikan relatif aman dari ancaman resesi karena pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2022 tetap tumbuh solid. Pada kuartal III tahun 2022, ekonomi Indonesia tumbuh solid mencapai 5,72 persen (year on year/yoy) dengan tingkat inflasi yang terjaga pada level 5,71 persen (year on year/yoy). Di bidang sosial ekonomi, Pemerintah sudah memperlihatkan proyeksi yang cukup membesarkan hati.
Indonesia pun menatap tahun 2023 dengan optimisme. Dasarnya, menurut Menkeu Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 3 kuartal sepanjang 2022 tumbuh di atas 5 persen. Karena itulah, Pemerintah memroyeksikan pertumbuhan ekonomi: 5,3 lebih rendah, yakni 5 persen pada tahun 2023.
Karena itu, Pemerintah menekankan belanja negara dalam APBN 2023 sebesar sebesar Rp 3.061,2 triliun dirancang untuk tetap menjaga optimisme dan sekaligus menjaga pemulihan ekonomi, namun pada saat yang sama meningkatkan kewaspadaan di dalam merespons gejolak global yang akan terus berlangsung pada tahun depan seperti ketidakpastian harga-harga komoditas, kecendrungan pelemahan ekonomi global dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia.
Di tengah kehidupan yang terhimpit berbagai krisis itu, kita di dalam negeri, akan melalui tahun 2023 dengan ujian tidak ringan dalam kehidupan sosial politik. Tahun 2023 akan menjadi tahun politik yang akan sangat dinamis menjelang pesta demokrasi ‘terakbar’ 2024: yaitu Pilpres dan Pileg serentak pada 14 Februari 2024 dan Pilkada serentak pada Oktober 2024.
Harapan kita terhadap pesta demokrasi 2024 sangat tinggi demi keberlanjutan pembangunan nasional yang sudah berjalan baik dalam 10 tahun terakhir. Karena itu, bukan hanya berjalan lancar dan aman tetapi lebih dari itu kualitas demokrasinya lebih substansial sehingga akan menghasilkan barisan pemimpin berkualitas di semua tingkatan, baik di legislatif maupun eksekutif; mulai dari Presiden, Gubernur, Bupati, Walikota hingga DPR RI, DPD, DPRD I, dan DPRD II. Salah satu faktor penting agar pemilu 2024 lebih berkualitas ialah bagaimana semua stakeholders bekerja keras dan bekerja sama menekan serendah-rendahnya politik uang dan politik identitas berbasis SARA (suku, agama, dan ras).
Selain bidang ekonomi dan politik, saya juga melihat bidang transformasi energi – dari energi fosil ke energi bersih - sebagai salah satu pilar penting dalam komitmen kita merawat sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Masalah lingkungan hidup menjadi isu penting di tahun-tahun mendatang karena dampak buruk perubahan cuaca ekstrim akibat pemanasan global sudah nyata-nyata menyengsarakan rakyat. Di berbagai daerah selalu kita baca dan kita menyaksikan berbagai bencana alam akibat kerusakan lingkungan seperti banjir bandang dan tanah longsor atau tanah retak yang memakan banyak korban jiwa, kerusakan rumah, fasilitas umum.
Sebagai Bangsa besar, kita harus selalu menjaga rasa optimisme yang besar. Karena optimisme itu adalah energi positif yang membentengi kita sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat bangsa dan negara. Optimisme yang besar harus diikuti dengan pemikiran-pemikiran besar untuk melahirkan karya-karya besar.
Indonesia negara besar, bukan hanya jumlah penduduk yang saat ini berjumlah 270 juta jiwa dan kekayaan alamnya yang membentang di 17 ribu pulau dan lautan yang luas, tetapi juga besaran ekonominya. Dalam laporan IMF tentang World Economic Outlook edisi Oktober 2022, Indonesia menduduki posisi ke-7 (di atas Inggris dan Prancis) dalam daftar 10 negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Daftar ekonomi terbesar dunia itu mengacu pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar USD 4,02 triliun tahun 2022.
Karena itu, kita mendukung arahan Presiden soal fokus pemakaian APBN 2023 kepada 6 hal. Pertama, penguatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Kedua, akselerasi reformasi sistem perlindungan sosial. Ketiga, melanjutkan pembangunan infrastruktur prioritas, khususnya infrastruktur pendukung transformasi ekonomi. Keempat, pembangunan infrastruktur untuk menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru, termasuk Ibu Kota Nusantara. Kelima, revitalisasi industri untuk mendorong hilirisasi sumberdaya alam yang mendatangkan nilai tambah. Keenam, pemantapan reformasi birokrasi dan penyederhanaan regulasi.
Di atas semua itu, jajaran pemerintah pusat, propinsi, kabupaten/kota, hingga desa harus mampu mengawal ketat terhadap penggunaan uang rakyat sehingga memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat dan negara. Selain membangun sistem yang transparan dan akuntabel, jajaran pemerintah harus menjalankan program secara sinergis, tidak sektoral. Lembaga legislatif mulai dari DPR RI, DPRD, hingga aparat desa harus berperan maksimal dalam menjalankan fungsi di bidang regulasi, pengawasan, dan anggaran. Selanjutnya, lembaga penegak hukum benar-benar menegakkan hukum secara tegas dan adil, terutama dalam mengawasi penyimpangan keuangan negara.
Harapan untuk Sulsel
Berbagai krisis global dan nasional tentu saja berimbas langsung dan tidak langsung ke daerah-daerah dan pelosok Tanah Air. Sebagai putra Sulsel, saya tentu menaruh harapan besar bahwa masyarakat Sulawesi Selatan mampu mengatasi berbagai tantangan yang semakin tidak mudah dan terus bergerak dinamis sehingga mengalami kemajuan di berbagai bidang sepanjang tahun 2023.
Saya percaya, jajaran pemerintah propinsi maupun kabupaten/kota di Sulawesi Selatan mampu mengoptimalkan segenap sumberdaya yang dimiliki masyarakat dan alam Sulawesi Selatan demi kemajuan pembangunan yang lebih adil dan merata bagi seluruh masyarakat Sulsel. Hanya dengan kemajuan pembangunan yang adil dan merata, maka akan tercipta stabilitas sosial ekonomi dan politik di Sulsel di tengah ketidakpastian global yang bakal berlanjut tahun 2023.