Opini Tribun Timur
Antara UBUNTU dan Kearifan Lokal Manusia Bugis
Selain Tellu Cappa, ada juga 3M (Macca, Malempu, Magetteng), ada pula Sipakatau, Sipakalebbi, dan Sipakainge (saling menghormati
Rupanya narasi dan foto tersebut bertajuk “UBUNTU”, sangat menyentuh dan dapat dijadikan pedoman dalam bertindak dan bertutur di masyarakat kita, meskipun jauh dari asalnya, yaitu benua hitam, Afrika.
Di Indonesia, juga memiliki keragaman adat istiadat, budaya, dan kearifan lokal. Seiring dengan beragamnya suku bangsa dan kelompok etnik, Indonesia juga menghadirkan berbagai macam keunikan dan kearifan lokal yang mengundang selera para turis asing untuk bertandang ke Indonesia.
Salah satu suku bangsa yang memiliki keunikan adalah suku Bugis, atau sering literatur menyebutnya Manusia Bugis.
Suku Bugis atau manusia Bugis yang tinggal di Sulawesi Selatan dari dulu dikenal sebagai pelaut ulung dengan kearifan lokal dan falsafahnya “Tellu Cappa: Cappa Lilla (Ujung Lidah), Cappa Kawali (Ujung Badik), dan Cappa Parewanna Uranewe (Ujung Kemaluan).” Ketiga ujung tersebut jangan dimaknai negatif, tetapi Tellu Cappa (Tiga Ujung) tersebut perlu dimaknai sebagai penyemangat Manusia Bugis, terutama generasi mudanya. Tellu Cappa perlu ditempatkan sebagai daya pendorong untuk sukses, baik di kampong halaman, apalagi di tempat perantauan sebagai diaspora.
Selain Tellu Cappa, ada juga 3M (Macca, Malempu, Magetteng), ada pula Sipakatau, Sipakalebbi, dan Sipakainge (saling menghormati, dan saling menghargai satu sama lain, sipakaraja).
Ada pula kearifan lainnya, seperti “Rebba Sipatokkong, Mali Siparappe, Malilu Sipakainge (Saling menegakkan, bila hanyut saling mendamparkan, dan saling mengingatkan satu dengan yang lain,” adalah falsafah Manusia Bugis yang perlu dijunjung tinggi dan diamalkan dalam kehidupan sehari – hari, dengan kepada siapa kita berinteraksi.
Bila ada anggota kelompok atau masyarakat yang sedang dirundung duka, masalah, maka dengan sendirinya kita bagian dari mereka, maka sekonyong – konyong rasa ibah dan empati muncul untuk turut meringankan. Seperti petuah agama, yang tua dihormati, dan yang muda disayang.
UBUNTU dan kearifan lokal manusia Bugis, Rebba Sipatokkong, Mali Siparappe, Malilu Sipakainge, memiliki banyak kesamaan, yakni saling memiliki rasa, empati, tolong menolong dalam kehidupan sehari – hari, oleh karena itu Manusia Bugis, terutama generasi mudanya perlu memahami dan mengimplementasikan kearifan Bugis dalam kehidupan sehari – hari.
Demikian halnya dengan manusia – manusia lainnya di negeri ini, juga seyogyanya menjalankan kearifan lokalnya dalam bermasyarakat sebagai energy positif untuk membangun bangsa ini menuju Indonesia yang maju dan sejahtera.