Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kolom Economic Perspective

Liberalisme Versus Pragmatisme

Negara sosialis maupun liberal, memilih pragmatisme kebijakan yang memberikan manfaat lebih besar bagi perekonomiannya.

Editor: Hasriyani Latif
dok pribadi/syarkawi rauf
Muhammad Syarkawi Rauf Dosen FEB Unhas dan Komut PTPN IX Jawa Tengah. Syarkawi Rauf penulis Perspektif Ekonomi Tribun Timur berjudul 'Liberalisme Versus Pragmatisme'. 

Fakta bahwa tidak satupun negara bertahan dengan pertumbuhan tinggi yang hanya mengandalkan modal dalam negeri.

Regulator memiliki kebebasan menentukan kadar liberalisasi atau tingkat keterbukaan perekonomiannya.

Perdebatan AS dan China, defisit perdagangan AS terhadap China membuat AS memaksa China mereformasi regim nila itukarnya, menjadi free floating.

Pemerintah China bertahan pada pilihan nilai tukar tetap. Defisit justru dipicu oleh pembatasan ekspor pemerintah AS terhadap produk-produk teknologi tingginya.

Pemerintah China aktif melakukan devaluasi nilai tukarnya jika over valued.

Langkah pragmatis dilakukan Malaysia tahun 1997. Sesuai konsep impossible trinity, Malaysia memilih capital control untuk menjamin kestabilan nilai tukarnya.

Malaysia secara pragmatis mengorbankan independensi kebijakan moneternya.

Pragmatisme kebijakan juga terjadi di AS. Pemerintah AS memilih membailout institusi keuangannya, khususnya yang berdampak sistemik terhadap perekonomiannya.

Pilihan ini bertentangan dengan doktrin ekonomi liberal yang alergi terhadap intervensi pemerintah.

Singkatnya, perdebatan ideologis dalam hal kebijakan ekonomi semakin tidak relevan.

Negara sosialis maupun liberal, memilih pragmatisme kebijakan yang memberikan manfaat lebih besar bagi perekonomiannya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Kajili-jili!

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved