Bupati Bone Andi Fahsar Angkat Suara Atas Kasus Perampokan Wali kota Blitar

BONE, TRIBUN-TIMUR.COM - Bupati Bone, Andi Fahsar Mahdin Padjalangi angkat suara perihal kasus perampokan di rumah dinas Walikota Blitar, Santoso.

Itu dinilai sebagai bahan evaluasi terkait prosedur keamanan di rumah dinas pejabat.

Terkhusus pengetatan penjagaan di titik dan jam tertentu yang dianggap rawan.

"Tentu ini perlu menjadi bahan evaluasi bagi petugas keamanan, secara khusus di daerah Blitar dan secara umum di daerah lain," kata Bupati Bone dua periode ini.

"Sehingga hal seperti ini tidak lagi terulang kedua kalinya," sambungnya.

Pria dengan sapaan akrab Puang Baso ini menambahkan, terlepas dari segala opini publik yang beredar, dirinya turut menaruh simpati atas kejadian itu.

Sebab akan kejadian tersebut, trauma pasti meninggalkan bekas bagi keluarga Walikota Blitar, Santoso yang menjadi korban.

"Saya berharap agar polisi dan TNI dapat bersinergi menyelidiki kasus ini dan segera menangkap pelaku," ujarnya.

Pada kasus perampokan di rumah dinas Walikota Blitar itu. Selain membawa kabur hasil rampokan, pelaku juga menyekap Wali Kota beserta istri dan juga para penjaga rumah.

Wali Kota Blitar dan istrinya disekap di dalam kamar. Keduanya juga diancam memakai senjata tajam untuk menyebutkan lokasi penyimpanan barang berharga.

Aksi perampokan itu terjadi sekitar pukul 03.00 WIB hingga pukul 04.00 WIB tadi.

Di mana pelaku berhasil membawa kabur harta senilai Rp 400 juta.

Pelaku yang berjumlah 4 hingga 5 orang juga menjarah perhiasan milik istri Walikota Blitar.

semua CCTV di dalam rumah dinas diketahui mati. Polisi menduga matinya CCTV itu karena sengaja dirusak para perampok.

Pelaku perampokan itu menggunakan mobil berpelat merah dalam aksinya. (*)