Pertama Kalinya Dalam 92 Tahun Sejarah Piala Dunia, Pembukaan Dibuka dengan Lantunan Alquran
Kemudian para penonton disuguhkan berbagai hiburan nyanyian dan tarian teatrikal bernuansa Arab.
Bagaimana tidak, di usianya yang baru 20 tahun, Ghanim Al-Muftah sudah memiliki bisnis dan karyawan.
Melansir situs Takreem Foundation, Ghanim Al-Muftah terlahir dengan Caudal Regression Syndrome (CGR).
Sindrom tersebut merupakan kelainan langka yang mengganggu perkembangan tulang belakang bagian bawah.
Kisah Ghanim Al-Muftah telah menginspirasi banyak orang dan menjadi contoh luar biasa untuk anak muda dan para difabel di seluruh dunia.
Orang tua Ghanim Al-Muftah memegang peran penting dalam memberikan pengaruh positif terhadap sang putra untuk bisa berkembang dengan baik di luar batas ketidakmampuannya.
Setiap tahunnya, Ghanim Al-Muftah harus menjalani operasi oleh ahli bedah di Eropa.
Ghanim Al-Muftah juga tercatat sebagai salah satu pengusaha termuda di Qatar.
Di usianya yang kurang dari 20 tahun, Ghanim Al-Muftah sudah mendirikan Gharissa Ice Cream.
Perusahaannya itu memiliki 6 cabang dan mempekerjakan 60 karyawan.
Ghanim Al-Muftah juga memiliki keinginan untuk berpartisipasi dalam ajang Paralympic.
Di luar keterbatasannya, Ghanim Al-Muftah memiliki olahraga favorit seperti berenang, scuba diving, sepak bola, mendaki, hingga skateboarding.
Semasa sekolah, Ghanim Al-Muftah kerap bermain sepak bola menggunakan sepatu di tangannya dan bermain bersama teman-temannya yang "berukuran normal".
Secara luar biasa, Ghanim Al-Muftah pernah mendaki Jebel Syams, puncak gunung tertinggi di seluruh wilayah Teluk.
Bahkan Ghanim Al-Muftah memiliki keinginan untuk mendaki gunung tertinggi di dunia, Gunung Everest.
Ia memiliki cita-cita untuk menjadi Perdana Menteri Qatar di masa depan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/Foto-foto-suasana-dari-tribun-penonton-pada-pertandingan-pembuka-Piala-Dunia-202.jpg)