Infrastruktur
PSI Enrekang Desak Pemkab Enrekang Bangun Jembatan di Kampung Sudda
Suleman Badao menilai, pembangunan infrastruktur jembatan di Sungai Saddang sangat penting lantaran membahayakan keselamatan siswa maupun warga lainny
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Muh. Irham
"Anak-anak tetap pergi ke sekolah, walaupun airnya naik. Tapi tergantung juga dari orang tua. Kadang juga harus libur kalau terlalu deras sungai," ujar dia.
Wanita 50 tahun ini juga menuturkan, sebenarnya ada akses jalan lain yang lebih aman menuju ke pusat Kota Enrekang.
Namun, perjalanan membutuhkan belasan kilometer untuk sampai ke kota, ketimbang menyeberang sungai itu lebih cepat karena hanya butuh waktu sekira 15 menit.
"Selain itu, tidak ada kendaraan yang kami tumpangi. Nah kalau lewat di sini (nyeberang sungai) lebih mudah karena cepat," tandasnya.
Norma menambahkan, di wilayah mereka yang berjumlah ratusan jiwa tidak punya fasilitas publik, seperti pasar, sekolah, maupun rumah sakit.
Sehingga kalau seumpama ada kebutuhan mendesak, mereka harus bertaruh nyawa menuju ke kota.
Sementara itu, wanita bernama Faiza mengatakan, sejak ia lahir hingga sekarang, mereka tidak pernah menikmati pembangunan infrastruktur jembatan.
"Sudah berpuluh-puluh tahun kami menyeberangi sungai," ujar Faiza.
"Apalagi anak-anak sekolah, kadang menyeberang kadang tidak. Biasa juga kalau airnya sudah sampai di kolong rumah, terpaksa anak-anak harus libur," katanya.
Ia mengakui, melintasi sungai tersebut sangat membahayakan tapi tidak ada pilihan lain karena lebih cepat menuju ke pusat kota.
Wanita 60 tahun ini juga mengisahkan, pernah terbawah sungai saat menyeberang.
Pada saat itu, dia membawa hasil pertanian untuk dijual ke pasar. Sialnya, hasil bumi mereka ikut tenggelam dan tak bisa diselamatkan lagi.
"Pernah kami terbalik di atas perahu, jadi barang-barang kami ikut tenggelam. Tapi itu tidak apa-apa yang penting kita bisa selamat," tutupnya.(*)