Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jembatan Pute

Kisah Pilu Hasrullah Nihil Pendapatan Sejak Jembatan Pute Maros Ditutup

Siang itu, bengkelnya sepi. Tidak ada kendaraan selain sepeda motornya. Begitupun di depan bengkelnya, tidak ada lagi kendaraan lalu lalang.

Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Muh. Irham
Tribun Timur/Wahyudin Tamrin
Hasrullah (47) berdiri di depan bengkelnya, di pinggir jalan sebelum Jembatan Pute, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros, Kamis (10/11/2022). 

Dengan bekerja sebagai buruh bangunan, ia bisa mendapat Rp100 ribu perhari.

Namun pekerjaan itu tidak bertahan lama. Hanya beberapa hari atau minggu saja.

Melalui pendapatan itulah ia berusaha menghidupi keluarga dan menyekolahkan anaknya hingga pendidikan tinggi.

Anak pertamanya sudah semester akhir di Universitas Muslim Indonesia (UMI), anak kedua kuliah di Akademi Kebidanan, dan terakhir masih SMP.

"Alhamdulillah Tuhan masih selalu beri rejeki sampai hari ini," katanya.

Ia tidak bisa menyalahkan keadaan. Apalagi kondisi jembatan yang sedang diperbaiki.

Hasrullah hanya berharap pekerjaan jembatan tersebut bisa dikebut dan segera selesai.

"Yah kami berharap segera selesai. Supaya arus lalu lintas bisa lancar dan usaha kembali normal," ujarnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved