Unismuh
Dari Seminar Hybrid Komunitas SEVIMA-Unismuh: Kampus Terbengkalai karena Urusan Administrasi
seminar hybrid bersama Komunitas Sentra Vidya Utama (SEVIMA) oleh Universitas Muhammadiyah Bulukumba.
Penulis: Nur Rofifah Marzuki | Editor: Muh Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, BULUKUMBA- Kampus punya tugas besar untuk mendidik, meneliti, serta mengabdi kepada masyarakat.
Hal itu menjadi poin utama dalam seminar hybrid bersama Komunitas Sentra Vidya Utama (SEVIMA) oleh Universitas Muhammadiyah Bulukumba, Kamis (3/11/2022).
Kegiatan ini turut dihadiri oleh ratusan Dosen dan Mahasiswa.
SEVIMA merupakan Komunitas Pendidikan Tinggi yang menyediakan layanan seputar Perguruan Tinggi secara gratis maupun berlangganan.
Rektor Universitas Muhammadiyah Bulukumba, Drs Jumase Basra M Si menuturkan, kampus punya tugas besar untuk mendidik, meneliti, serta mengabdi kepada masyarakat.
"Sayangnya, tiga tugas besar ini kerap terbengkalai karena kampus disibukkan urusan administrasi," katanya.
Baca juga: FKIP Unismuh Makassar Hattrick, Bahasa Inggris Jadi Prodi Ketiga Raih Akreditasi Unggul
Ada empat persoalan administrasi yang kerap dihadapi kampus.
"Input data secara manual yang rawan salah, banyaknya aplikasi, rumitnya alur administrasi, hingga sulitnya mengolah data," ujarnya.
Era digital menurut perguruan tinggi untuk mampu beradaptasi dengan pesatnya perkembangan teknologi.
"Kami ingin mendapatkan solusi dari permasalahan ini," tutur Jumase.
Pengembang Aplikasi SEVIMA Dicky Pradana menuturkan, ada beberapa tips untuk memecahkan urusan administrasi kampus.
"Integrasikan sistem, Kembangkan aplikasi secara berkelanjutan, memiliki Blueprint pengembangan dan gotong royong, serta adanya dukungan Pimpinan" ujar Dicky.
Baca juga: Profil Prof Andi Sukri Syamsuri, WR II Unismuh Jadi Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Integrasi sistem dikenal sebagai satu aplikasi yang ketika datanya diketik ke dalam sistem dapat digunakan untuk kebutuhan administrasi keuangan, akreditasi, hingga kelulusan mahasiswa.
Selain itu Dicky Pradana menuturkan Sevima mengembangkan aplikasi yang berkelanjutan seperti siAkadCloud dan Gofeeder yang dapat didownload secara gratis.
"Sejak 2017 Sevima sudah memfasilitasi 700 perguruan tinggi dan 2,5 juta dosen, setiap bulan aplikasi Sevima diperbarui untuk memenuhi kebutuhan kampus," katanya.
Kampus perlu memiliki blueprint pengembangan, misalnya tentang pengumpulan data.
Dicky menjelaskan, selama berdiskusi dengan banyak kampus ekspektasinya sama yakni bisa terakreditasi A atau unggul.
"Akreditasi jadi brand yang penting dan ini memerlukan blueprint," ujarnya.
Baca juga: WR II Unismuh Prof Andi Sukri Syamsuri Dikukuhkan Jadi Guru Besar UIN Alauddin
Blueprint pengembangan jangka panjang, diperlukan agar laporan 100 persen valid dan sesuai di lapangan.
"Jangan sampai ketika asesor menilai baru repot memperbaiki data,” kata Dicky.
Terakhir ada gotong royong dan dukungan pimpinan yang diperlukan untuk kebijakan strategis dari seluruh civitas akademika.
“Sistem akademik bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal habit," katanya.
Untuk mengelola data harus secara gotong royong sebagai satu kesatuan kampus.
"Perlu komitmen dari semua civitas akademika untuk melakukan perubahan ke arah digital," kata Dicky.(*)
Baca juga: Pendidikan Bahasa Indonesia Unismuh Makassar Raih Akreditasi Unggul, Erwin Akib: Hasil Kerja Ikhlas