Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hanya karena Butuh Uang Ibu di Makassar Diduga Rela Jual Anaknya, Sosiolog UNM: Tekanan Ekonomi

Warga naik pitam akibat dugaan ibu yang bersangkutan rela menjual anaknya ke pria hidung belang lewat aplikasi.

Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Saldy Irawan
dok pribadi/idham
Pengamat sosial UNM Idham Irwansyah. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dunia jagad media sosial heboh soal video pengeroyokan sejumlah warga terhadap seorang ibu di Makassar.

Warga naik pitam akibat dugaan ibu yang bersangkutan rela menjual anaknya ke pria hidung belang lewat aplikasi.

Kejadian ini berlangsung di Jl Galangan Kapal, Kecamatan Tallo, Sulawesi Selatan.

Setelah dipertemukan di Mapolsek Tallo, ibu mengaku hanya menjodohkan anak perempuannya kepada laki-laki berinisial A demi mendapatkan uang.

"Memperkenalkan anaknya di Aswar ini supaya bisa dapat uang begitu," jelas Kanit Reskrim Polsek Tallo Iptu Armin saat dikonfirmasi, Sabtu (29/10/2022).

Sosilog Universitas Negeri Makasssar, Idham Irwansyah mengatakan fenomena tersebut bisa saja terjadi akibat tekanan ekonomi yang luar biasa.

Idham menambahkan, pemicu itu, bisa membuat pribadi manusia bisa terdegradasi untuk melakukan hal amoral dan bertentangan yang dianut masyarakat.

"Tekanan ekonomi bisa menjadi pemicu untuk terdegredasinya nilai moral, agama, hingga hal-hal yang sifatnya amoral untuk bertahan hidup," jelasnya saat dikonfirmasi, Sabtu (29/10/2022).

Ketua Prodi Sosiologi UNM ini menambahkan, bukan tidak mungkin bagi seorang ibu untuk "menjuak" anaknya demi mendapatkan sumber pendapatan.

"Termasuk mengeksploitasi anak dan dijadikan sumber pendapatan dengan dijual kepada lelaki," tambahnya.

Tetapi menurutnya, sebenarnya masih ada pilihan lain selama masih ada keinginan dan memgang kuat norma masyarakat.

"Kecendrungan manusia yang hidup di era yang serba instan saat ini sehinga segala sesuatu mau diperoleh secara praktis," terangnya.

Selain itu, menurut Idham, perilaku ibu ini bisa saja dipengaruhi masuknya nilai-nilai baru melalui teknologi informasi.

"Kemudian melihat anak sebagai komiditi yang bisa diperjualbelikan," tutupnya.

 

Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved