Pertaruhkan Jabatan Kombes dan AKBP Agar 8 Tahanan Anak di Makassar Tetap Bisa Sekolah
Menjadi tersangka dan harus ditahan di ruang tahan anak tidak membatasi akses pendidikan MIS dan tujuh temannya.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Hasriyani Latif
Pencopotan itu dapat saja menyasar Reonald Simanjuntak jika ke delapan tersangka yang bersekolah kabur.
Konsekuensi jabatan dan pangkat itu, disampaikan Reonald saat menasehati ke delapan remaja itu di depan orangtuanya.
"Kalian harus berubah menjadi lebih baik lagi. Saya bersama bapak Kapolres (Kombes Pol Budhi Haryanto) memberikan kesempatan untuk ke sekolah itu tidak mudah," ujar Reonald.
"Saya pertaruhkan jabatan dan pangkat saya loh, kalau kalian sampai kabur atau berbuat yang sama di sekolah," ucapnya.
Taat Agama dan Disiplin Lewat Restorative Batiniyah
Selain memperbolehkan ke delapan pelaku pengeroyokan itu tetap belajar di sekolah, Polrestabes Makassar rupanya punya cara khusus mendidik pelaku menjadi baik.
Salah satunya dengan pendekatan Restortive Batiniyah.
Restorative Batiniyah ala Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Budhi Haryanto, yaitu dengan memulihkan suasana kebatinan ke delapan anak yang menjadi pelaku kriminal.
Salah satunya dengan cara mendisiplinkan mereka untuk terus salat berjamaah lima waktu.
"Jadi selama ditahan di sini, mereka ini rutin salat lima waktu dengan tepat waktu dan berjamaah," ucap Reonald.
"Mulai subuh, sampai subuh lagi, itu sudah kita tempatkan personel untuk mendisiplinkan mereka salat berjamaah tepat waktu," sambungnya.
Begitu juga dengan jam istirahat dan belajar para pelajar berhadapan hukum itu.
Kata Reonald, selama belasan hari ditahan, para pelajar yang pelaku kriminal itu terus dibimbing menjadi baik.
Baik dari segi moral ataupun kualitas keimanan.
"Contohnya kemarin, itu tanpa disuruh mereka sudah bersihkan ruangan sendiri, sapu-sapu waktu pagi sebelum ke sekolah," kata Reonald.