Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bahasa Bugis

Pakar Linguistik Prof Andi Sukri Ungkap Ancaman Kepunahan Bahasa Bugis di Era Society 5.0

Prof Andis, sapaan, mengatakan, bahasa Bugis terancam punah jika muncul sikap inferior sosial terhadap bahasa Bugis dan penelantaran para penutur

Editor: Ari Maryadi
Tribun Timur
Guru Besar Ilmu Linguistik Prof Andi Sukri Syamsuri mengungkapkan ancaman terhadap kepunahan bahasa Bugis di era Society 5.0. Hal itu diungkapkan dalam Lokakarya Kamus Bahasa Daerah dalam Dunia Pendidikan dan Implementasinya di Balai Bahasa Sulsel Jalan Sultan Alauddin Kota Makassar Selasa (18/10/2022). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Guru Besar Ilmu Linguistik Prof Andi Sukri Syamsuri mengungkapkan ancaman terhadap kepunahan bahasa Bugis di era Society 5.0.

Prof Andis, sapaan, mengatakan, bahasa Bugis terancam punah jika muncul sikap inferior sosial terhadap bahasa Bugis dan penelantaran oleh para penutur itu sendiri.

Termasuk pula keberpalingan para Ibu pada bahasa Bugis.

Hal itu diungkapkan dalam Lokakarya Kamus Bahasa Daerah dalam Dunia Pendidikan dan Implementasinya di Balai Bahasa Sulsel Jalan Sultan Alauddin Kota Makassar Selasa (18/10/2022).

Prof Andis didaulat jadi pemakalah dengan materi Pemertahanan Bahasa Bugis pada Masa Kini.

Sekretaris Himpunan Pembina Bahasa Indonesia atau HPBI Sulsel itu pun mencontohkan kasus kepunahan sejumlah bahasa daerah di Tanah Air.

Antara lain di Pulau Kalimantan 1 bahasa daerah, Pulau Maluku 22 bahasa daerah, Papua dan Halmahera 67 bahasa, Sulawesi 36 bahasa, Sumatera 2 bahasa, serta Timor Flores, Bima, NTT 11 kasus.

Prof Andis mengungkapkan, bahasa Bugis merupakan salah satu bahasa daerah di Provinsi Sulsulsel yang memiliki jumlah penutur besar.

"Sampai sekarang masih digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat Bugis. Bahasa Bugis berfungsi sebagai lambang identitas dan kebanggaan bagi masyarakat Bugis," katanya.

Wakil Rektor II Unismuh Makassar itu melanjutkan, bahasa Bugis memliki andil besar di Provinsi Sulawesi Selatan dalam memperkaya bahasa Indonesia.

Bahasa Bugis memiliki 27 Dialek dan bersebar diberbagai daerah, Provinsi, dan bahkan di luar negeri seperti di Pontian Johor Malaysia.

Oleh karena itu, hal ini perlu dipelihara agar tidak punah.

Lebih jauh Prof Andis sampaikan bahwa salah satu Kawah Candra di muka pemertahanan bahasa Bugis melalui Pendidikan dan Pembelajaran, tentu sangat terkait dengan Kurikulum, model pembelajaran, dan bahasa pengantar di Sekolah.

Prof Andis pun mendorong dan menyerukan pendidikan dan pengajaran untuk pemertahanan melalui penyusunan kamus bahasa Bugis dan implementasinya ( elaborasinya) di tengah penutur.

Dalam kesempatan itu, Prof Andis meminta dukungan dari Balai Bahasa, Perguruan Tinggi, dan instansi lain terutama penyediaan tenaga pengajar.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved