Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pembunuhan

Kesaksian Tetangga Korban Pembunuhan di BTN Gangga Permai Gowa, Dengar Teriakan Woi Jelang Subuh

Kejadiannya di BTN Gangga Permai, Lingkungan Gangga, Kelurahan Tamallayang, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa

Penulis: Sayyid Zulfadli Saleh Wahab | Editor: Muh. Irham
Tribun Gowa/Sayyid Zulfadli Saleh Wahab
Suasana TKP tiga karyawan kantor PT Mikro Finance dianiaya orang tak dikenal (OTK) di BTN Gangga Permai, Lingkungan Gangga, Kelurahan Tamallayang, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (7/10/2022). Akibat penyerangan itu, satu orang meninggal dunia di TKP dan dua orang lainnya mengalami luka-luka. 

GOWA, TRIBUN-TIMUR.COM - Seorang ibu rumah tangga (IRT) bernama Zainab memberikan kesaksian soal kasus penganiayaan sadis terhadap tiga orang PT Amartha Mikro Finance atau koperasi yang dianiaya orang tak dikenal (OTK).

Kejadiannya di BTN Gangga Permai, Lingkungan Gangga, Kelurahan Tamallayang, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (7/10/2022) sekira pukul 01 45 Wita

Saat kejadian, Zainab mengaku sempat mendengar suar teriakan. 

"Saya langsung kaget dan langsung saya liat jam kenapa ada ribut-ribut, sekitar pukul 01.53 Wita," ujarnya saat ditemui.

Pada saat kejadian, ia mendengar suara teriakan 'Woi' dan suara kaki.

"Pada saat itu saya dengar ada teriakan woi itu adami kayak mengejar pakai kaki (suara kaki mengejar), tidak lama kemudian ada dua motor keluar (pergi meninggalkan kompleks)," jelasnya.

"Suara teriakan ji dan motor saya dengar tidak ada suara kayak adu mulut dan lainnya," sambungnya.

Setelah mendegar teriakan itu, Zainab mengaku tak langsung mengetahui bahwa di samping rumahnya ada terjadi pembunuhan sadis. 

Dia baru tahu kejadian tersebut setelah dichat oleh tetangganya yang merupakan isteri dari seorang anggota polisi.

"Baru tahu sekitar jam 3 subuh dichat sama istrinya polisi (tetangganya), bilang tetanggata itu ada yang diparangi. Saya juga tidak keluar, saya dengar ji cerita-cerita pak polisi," ujarnya

Zainab juga mengaku belum keluar rumah ketika mendengar suara ribut tersebut.

Ia lebih memilih untuk membuat kue sebab tak lagi bisa melanjutkan tidurnya.

"Saya tidak keluar, saya juga tidak tahu bilang ada orang meninggal. Saat itu saya tidak bisa tidur tinggal ka main Hp, pas azan (subuh) saya bangun pergi bikin kue habis itu salat. Tidak lama setelah bikin kue saya dichat lagi sama ibu tadi bahwa meninggal langsung ma keluar. Liat lewat jendela, saya liat sudah ada garis polisi, sudah banyak orang. Tapi tetap saya tidak keluar saya lanjut bikin kue," ujarnya.

Rumah yang dijadikan Kantor tepat kejadian pun dikatakan terbilang baru ditempati oleh korban dan rekan-rekan, tepatnya pada tanggal 9 September lalu. 

Selama berkantor di kompleks tersebut para karyawan koperasi juga disebut jarang berinteraksi dengan warga setempat. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved