Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilpres 2024

Dua Kader Nahdlatul Ulama Bisa Pecah Suara Muhaimin Iskandar di Pilpres, Pernah Berseteru Soal PKB

Dua tokoh Nahdlatul Ulama ( NU ) yaitu Khofifah Indar Parwansa dan Yenny Wahid akan menjadi pesaing Muhaimin Iskandar jika maju di Pilpres.

Editor: Sudirman
Tribunnews
Khofifah, Muhaimin Iskandar, dan Yenni Wahid. Khofifah, Muhaimin Iskandar, dan Yenni Wahid adalah tokoh Nahdlatul Ulama berpeluang maju di Pilpres 

TRIBUN-TIMUR.COM - Dua kader Nahdlatul Ulama ( NU ) bisa memecah suara Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) Muhaimin Iskandar di Pemilihan Presiden ( Pilpres ).

ua kader Nahdlatul Ulama punya potensi maju di Pilpres ialah Khofifah Indar Parwansa dan Yenny Wahid.

Muhaimin Iskandar disebut punya peluang paket dengan Ketua Gerindra Prabowo Subianto.

Baca juga: PSI Deklarasi Ganjar - Yenny Wahid Maju Pilpres, Suara Muhaimin Iskandar Militan NU Tak Lagi Solid

Baca juga: Usai PDKT dengan Puan Maharani, Muhaimin Iskandar Bakal Temui Anies Baswedan?

Sementara Yenny Wahid telah dideklarasikan oleh PSI Maju di Pilpres.

PSI ingin menduetkan Ganjar Pranowo dan Yenny Wahid.

Satu kader NU lainnya berpeluang maju di Pilpres yaitu Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parwansa.

Paket Prabowo-Cak Imin Akan Dapat Dukungan Suara Nahdliyin

Direktur Eksekutif Indostrategic Ahmad Khoirul Umam menilai paket Prabowo Subianto - Muhaimin Iskandar atau Cak Imin akan dapat dukungan basis suara kelompok Nahdliyin.

Ahmad Khoirul berpandangan Cak Imin berpotensi membawa kelompok Nahdliyin untuk mendukung Prabowo Subianto apabila dijadikan calon wakil presiden pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 mendatang.

Menurut dia, Cak Imin bisa menjadi pengganti atas hilangnya dukungan kelompok ini terhadap Prabowo.

"(Muhaimin) untuk mengganti hilangnya dukungan Prabowo dari basis pemilih Islam, khususnya yang selama ini tersebar di Jawa Barat, Banten, dan Sumatera secara general," kata Direktur Eksekutif Indostrategic Ahmad Khoirul Umam saat dihubungi Kompas.com, Kamis (29/9/2022).

Ia mengatakan, ketika mengikuti kontestasi politik pada tahun 2014 dan 2019, ada pertarungan yang cukup kuat antara mesin politik Prabowo dengan kelompok kiai Nahdlatul Ulama, terutama dalam hal ideologis.

Di sisi lain, ia menambahkan, gaya politik Cak Imin cukup fleksibel. Hal itu setidaknya terlihat dari kedekatan yang dibangun Cak Imin dengan Prabowo maupun Puan Maharani.

Kedua tokoh itu diketahui berasal dari partai nasionalis.

Sehingga, ia menganggap, Prabowo perlu mendapatkan dukungan dari kelompok islam moderat apabila ingin memenangkan kontestasi ke depan.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved