Tragedi Kanjuruhan
Sejarah Stadion Kanjuruhan Diresmikan Megawati Hingga Tragedi Tewasnya 182 Suporter Arema FC
Dilansir dari berbagai sumber, Stadion Kanjuruhan diresmikan pada 9 Juni 2004 setelah dibangun dengan menggunakan anggaran sekitar 35 miliar.
Pada tahun 2010, dilakukan renovasi sebagai syarat mengikuti Liga Champions AFC 2011 dengan menambah daya pada pencahayaan.
Tragedi Kanjuruhan dan Gas Air Mata
Tembakan gas air mata menjadi pemicu Tragedi Kanjuruhan di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Mereka yang meninggal di Tragedi Kanjuruhan ada yang mengalami sesak nafas hingga diinjak oleh suporter lainnya.
Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat mengatakan awal mula Tragedi Kanjuruhan setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Pertandingan awalnya berjalan lancar dan aman hingga 90 menit wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir.
Namun situasi berubah saat pemain dari arah tribun mulai masuk ke dalam stadion.
Mereka lalu mengerubuti para pemain Arema FC dan petugas kepolisian berusaha melakukan penghalauan.
Jumlah penonton yang masuk ke lapangan kemudian semakin banyak dan mencapai ribuan.
"Aparat sempat mencegah, karena mereka mengerubuti pemain Arema FC lalu dihalangi petugas," kata Kapolres, Minggu (2/10/2022).
Tidak hanya itu, lanjut Kapolres, suasana semakin tidak kondusif, ribuan penonton yang berada di tribun kemudian berusaha merangsek keluar stadion berebutan di beberapa pintu keluar.
"Kemudian ada yang mau keluar stadion berebutan keluar stadion berdesak-desakan dan terinjak-injak," kata Kapolres.
Baca juga: Alasan Lengkap Polisi Tembakan Gas Air Mata di Tengah 42 Ribu Penonton Kanjuruhan, Kehabisan Oksigen
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, Polisi Langgar Aturan FIFA Terkait Penggunaan Gas Air Mata
Kapolres menjelaskan dari keterangan panitia pelaksana pertandingan saat pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan ada 42 ribu penonton yang hadir.
Dalam video kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang sempat terlihat semburan gas air mata yang pekat dan membuat ribuan orang di tribun penonton kalang kabut tunggang langgang lari ke sana ke mari.
Hal itu kemudian yang dianggap menjadi pemicu banyaknya korban tewas karena semua hendak menyelamatkan diri dari serangan gas air mata menuju keluar stadion.