Pemilu 2024
Emak-emak Rentan Terpapar Berita Bohong di Pemilu Serentak 2024
Penting membekali emak-emak agar bisa menyaring informasi dengan baik dan tidak menjadi penyebar hoaks. Emak-emak juga dinilai rentan menjadi sasaran
Penulis: Siti Aminah | Editor: Abdul Azis Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Makassar gencar sosialisasi pemilih menjelang Pemilu 2024.
Kali ini, KPU Makassar mengedukasi pemilih perempuan atau emak-emak.
Komisioner KPU Makassar Endang Sari menyatakan jumlah pemilih perempuan lebih banyak dibandingkan pemilih laki-laki.
Tercatat, jumlah pemilih pada hasil pemutakhiran data berkelanjutan per Agustus lalu mencapai 902.872 pemilih.
Rinciannya, pemilih perempuan sebanyak 466.197 orang dan 436.675 pemilih laki-laki.
Selain karena banyaknya jumlah pemilih perempuan, alasan edukasi kelompok emak-emak karena mereka sangat rentan terpapar hoaks atau berita bohong.
“Mereka pengguna aktif medsos yang kita lihat paling banyak terpapar hoaks itu ibu-ibu,” katanya, Minggu (25/9/2022).
Karenanya, penting untuk membekali mereka agar bisa menyaring informasi dengan baik dan tidak menjadi penyebar hoaks.
Baca juga: 6 Rekomendasi Rental Mobil di Makassar Lengkap Alamat dan Kontaknya
Baca juga: Bawaslu Ragukan Netralitas Aparatur Sipil Negara pada Pemilu Serentak 2024
Selain hoaks, emak-emak juga dinilai rentan menjadi sasaran politik uang.
Kata Endang, KPU membekali para pemilih perempuan untuk menolak politik uang.
Sebagai lembaga penyelenggara Pemilu, KPU berperan menyadarkan masyarakat bahwa hak suara tidak boleh dibeli dengan politik uang.
“Kita tahu bagaimana peran strategis ibu-ibu di rumah masing-masing. Ketika kita membekali mereka kemampuan untuk menyatakan tidak pada politik uang, kesadaran bahwa hak suara kita tidak boleh dibeli dengan money politik, maka itu bisa menjadi modal besar bagi demokrasi kita,” ujarnya.
Disamping itu, ibu-ibu juga dinilai gampang terpengaruh ujaran kebencian yang mewarnai proses kampanye pemilu.
Sehingga KPU Makassar melakukan antisipasi dini untuk mencegah kemungkinan buruk dalam masa kampanye nanti.
Sebenarnya, ibu-ibu menjadi penggerak utama partisipasi pemilih dalam pemilu.