Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

DPRD Sulsel Ragu Ada Kontraktor Berani Kerjakan Proyek Stadion Mattoanging

Penyelesaian proyek Stadion Mattoanging ini jadi salah satu rekomendasi Banggar DPRD Sulsel kepada Pemprov Sulsel.

KASWADI/TRIBUN TIMUR
Stadion Mattoanging yang telah rata dengan tanah, Jumat (11/3/2022). Kini jadi atena balap burung merpati, tempat mancing dan menyimpan material proyek. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Banggar DPRD Sulsel desak Pemprov Sulsel mengerjakan proyek Stadion Mattoanging tahun ini.

Banggar menilai anggaran Rp66 miliar belum terserap hingga Agustus 2022.

Penyelesaian proyek Stadion Mattoanging ini jadi salah satu rekomendasi Banggar DPRD Sulsel kepada Pemprov Sulsel.

Rekomendasi dibacakan dalam paripurna, Jumat (12/8/2022) lalu.

“Banggar mendesak pemprov segera manfaatkan anggaran yang telah teralokoasi Rp66 miliar pada tahun anggaran 2022 ini,” kata Ketua Tim Kerja Banggar DPRD Sulsel Irwan Hamid.

Menjelang tahun anggaran 2023, Banggar meminta pemprov segera melakukan kajian terhadap tiga proyek stadion di Makassar.

Yaitu, Stadion Mattoanging, Stadion Barombong dan Stadion Sudiang.

“Kita desak di 2023, agar disiapkan anggaran untuk menyelesaikan salah satu dari tiga stadion tersebut,” Irwan menambahkan.

Sementara itu, Anggota Banggar DPRD Sulsel Selle KS Dalle mengaku pesimistis anggaran Rp66 miliar itu bisa terserap tahun ini.

“Ini sudah mau masuk pembahasan APBD perubahan. Serapan untuk membangun Stadion Mattoanging itu sangat kecil kemungkinan bisa terealisasi di tahun 2022. Semakin pesimis kita,” katanya.

Selle ragu ada kontraktor berani mengerjakan tender Stadion Mattoanging di sisa tahun 2022 ini.

“Siapa mau, siapa kontraktor mau ambil resiko. Misalnya Oktober menang tender, berarti tinggal 3 bulan waktu menyelesaikan,” kata Selle.

Ia mengingatkan, pemerintahan Andi Sudirman Sulaiman akan berakhir 5 September 2023. Banggar kata Selle, meminta tidak ada lagi kegiatan masuk tahun jamak pada 2023.

“Artinya semua kegiatan pembangunan fisik itu tidak boleh lagi ada keberlanjutan di 2023,” ujar Selle.

Oleh karena itu, banggar mendorong pemprov melakukan kajian secara cepat terhadap tiga proyek stadion di Makassar.

“Silakan dikaji mana paling mudah, paling murah, dan paling cepat bisa dinikmati masyarakat di antara tiga titik itu untuk menghadirkan fasilitas olahraga standar internasional,” kata Selle.

Anggota Komisi E DPRD Sulsel itu menambahkan, Stadion Barombong punya masalah dasar, yaitu lahan belum clear.

Kedua, konstruktsi beberapa bagian tidak layak pakai. Bagi Selle, masalah itu secara teknis dan bisa diatasi kalau Pemprov Sulsel fokus.

“Kecuali kalau tidak ada kemauan, ya sudah, kasihan uang rakyat. Sudah ratusan miliar tenggalam di Proyek Stadion Barombong. Mattoanging juga sudah dirobohkan dan tidak dimanfaatkan. Begitupun Stadion Sudiang. Kan kasihan,” katanya.

“Makanya di antara tiga titik itu, kita minta pemprov melakukan kajian secara cepat mana paling memungkinkan diselesaikan 2023, masyarakat bisa nikmati, anggap Baromobong butuh Rp150 miliar. Fokus diselesaikan lah tahun 2023,” Selle menambahkan.

Dewan Pesimistis

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Selatan (DPRD Sulsel) Rahman Pina pesimistis Stadion Mattoanging bisa dibangun tahun ini.

Ia pun mengaku prihatin dan kecewa, sebab pembangunan stadion kebanggaan warga Sulsel itu belum dimulai.

Rahman Pina menambahkan, pada APBD 2022, Stadion Mattoanging sudah dianggarkan Rp66 miliar.

Namun dipastikannya, anggaran tersebut tidak akan digunakan karena waktu pengerjaan semakin sempit.

“Apalagi ini juga kan belum dilakukan tender,” katanya dalam sidang paripurna DPRD Sulsel, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Rabu (21/9/2022) lalu.

Belum lagi katanya, Pemprov menyampaikan masalah baru pada stadion tersebut, yakni adanya gugatan.

Fraksi Golkar, kata Rahman Pina berharap anggarannya dialihkan ke Pemkot Parepare untuk pembenahan dan perbaikan Stadion BJ Habibie.

“Stadion ini mengharumkan nama Sulsel di pentas nasional,” katanya.

Sebelumnya, Anggota Komisi E DPRD Sulsel Ady Ansar mengaku pesimis terhadap pengerjaan proyek Stadion Mattoanging.

Hal itu disampaikan menanggapi progres tender proyek Stadion Mattoanging sudah dua kali gagal tender.

Hingga Agustus 2022, anggaran senilai Rp66 miliar untuk proyek Stadion Mattoanging belum terserap.

“Saya pesimis tahun ini dikerjakan karena kita punya pengalaman, proyek Stadion Mattoanging ini fisik, beda kalau pengadaan tidak masalah. Kalau fisik harus pondasi, sementara November sudah musim hujan, tipis kemungkinan,” katanya.

Ketua Fraksi Nasdem DPRD Sulsel itu mengusulkan anggaran Rp66 miliar Stadion Mattoanging sebaiknya dialihkan ke 2023.

“Saya cenderung anggaran itu disetop, lalu dikasih ke tahun depan senilai Rp250 miliar. Jadi tidak usah dulu dilanjutkan tender, perbaiki saja dulu perencanaan. Dokumen disiapkan baik, nanti tahun depan dibangun,” ujarnya.

Ady mengatakan telah mempertanyakan progres lelang ketiga kepada Pemprov Sulsel.

Namun alasannya, lelang ketiga belum dilakukan karena ada dokumen belum lengkap.

“Menurut keterangan Pak Arsul Plt biro pengadaan barang dan jasa, ada dokumen dia minta belum lengkap, belum masuk. Sementara itu jadi syarat lelang,” katanya.

“Bagaimana mau diserap atau tidak kalau lelang belum dilakukan. Belum ada pemenang. Bisakah kira-kira diserap, tidak mungkin,” katanya.

Ia mengusulkan proyek Stadion Mattoanging dianggarkan senilai Rp250 miliar.

Harapannya mampu menyelesaikan separuh dari proyek Stadion Mattoanging itu.

“Berdasarkan desain kan, total kebutuhan anggaran Rp400 miliar lebih. Sudahlah, setengah saja dulu. Kita anggarkan Rp250 miliar,” katanya.

“Tidak apa-apa berakhir periodenya Pak Gub tahun depan, ada ji anggota dewan mengawal. Kami komitmen kawal,” ujarnya.

Proyek pembangunan Stadion Mattoanging Andi Mattalatta segera memasuk proses tender untuk ketiga kalinya.

Tender ketiga dilakukan setelah dua tender sebelumnya gagal.

Sejauh ini, belum ada tayangan lelang tender Stadion Mattoanging dalam Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).

Sejatinya Dinas Pemuda dan Olahraga Sulsel menjadwalkan lelang ketiga pada akhir Juni 2022. Kemudian Dispora menyampaikan mengundur ke pekan kedua Juli 2022.

Namun hingga Rabu 22 Juli 2022 belum ada terlihat di LPSE.

Kepala Biro Barang dan Jasa (Barjas) Sulsel Asrul Sani beralasan dokumen tender belum diterima dari Dispora Sulsel.

“Belum ada dokumennya. Masih persiapan disana (Dispora),” katanya, Rabu (20/7) lalu.

Menurutnya, dokumen tender nantinya akan dimasukkan dengan metode review sesuai metode.

Dispora akan mengirim dokumen secara daring ke Biro Barjas.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved