Datu Luwu
Alasan Datu Luwu Ingin Luwu Raya Berpisah dari Sulawesi Selatan
Dukungan yang cukup tinggi kepada Datu dibernarkan tokoh pemuda Luwu Raya, Astamanga Aziz.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Muh. Irham
"Saya hampir 10 tahuh menjadi Datu, selama 10 tahun ini kita Wija To Luwu ataupun Tana Luwu sendiri belum bisa apa-apa," katanya.
"Kenapa tidak bisa berbuat apa-apa, semua kekayaan ada di sini. Ternyata yang membuat kita tidak bisa karena orang Luwu itu terlalu baik, saya mulai gregetan melihat ini," paparnya.
Berbicara di level provinsi saja orang Luwu tidak direken.
Lebih-lebih jika sudah berbicara pada skala nasional.
"Provinsi saja kita tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi tingkat pusat," ujarnya.
Pemilu lalu, La Maradang juga diminta untuk maju.
Namun dirinya enggan karena mengganggap tidak punya kepentingan di sana.
Namun periode ini dirinya berubah fikiran, karena ingin melihat Tana Luwu menjadi sebuah provinsi.
"Kita harus melakukan sesuatu, olehnya itu saya mulai berfikir, lima tahun lalu saya juga diminta jadi calon anggota DPD, tapi menurut saya tidak ada kepentingan saya di situ, kalau pribadi saya tidak punya kepentingan," jelasnya.
Langkah La Maradang ini juga sebagai cerminan bagi orang Tana Luwu yang punya kapasitas.
"Saya kasi contoh bahwa saya saja berani, yang punya kemampuan ayo masuk dalam sistem jangan di luar sistem teriak-teriak, masuk pemerintahan, masuk DPR, sama-sama kita bergerak," sambung dia.
Keinginan Datu Luwu memisahkan Tana Luwu dari Sulsel juga didasari atas berbagai aspek.
"Kita punya (PT) Vale, (PT) Masmindo (Dwi Area), orang membicarakannya, tapi kita tidak diajak bicara sama sekali karena kita tidak dianggap, ini ironis. Saatnya Tana Luwu berubah, kita punya aset," papar dia.(*)