Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bahasa Wotu

Murid SD di Wotu Luwu Timur Bakal Pelajari Bahasa Wotu

Bahasa Wotu rencananya akan diajarkan di sejumlah sekolah dasar (SD) di Kecamatan Wotu, Luwu Timur.

Penulis: Ivan Ismar | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/IVAN ISMAR
Pembuat Kamus Bahasa Wotu versi Android Zulfikar Muchtar. Bahasa Wotu rencananya akan diajarkan di sejumlah sekolah dasar (SD) di Kecamatan Wotu, Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel). 

TRIBUNLUTIM.COM, WOTU - Bahasa Wotu rencananya akan diajarkan di sejumlah sekolah dasar (SD) di Kecamatan Wotu, Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Proses pembelajaran Bahasa Wotu di sekolah dasar pun dilaksanakan secara bertahap.

Pembuat Kamus Bahasa Wotu versi Android Zulfikar Muchtar mengatakan muatan lokal (mulok) Bahasa Wotu bisa diajarkan di tingkat SD.

Khususnya untuk wilayah tutur bahasa Wotu yang ada di Wotu, seperti SDN Lampenai, Dauloloe, Kampung Alau, Buanipa, dan Banalara.

"Tentunya bertahap dan sesuai aturan yang berlaku," kata Zulfikar, Rabu (21/9/2022).

Ia bersyukur karena Bupati Luwu Timur Budiman lewat Dinas Pendidikan memberi respon yang baik mengenai mulok Bahasa Wotu.

Sebelumnya, Budiman sudah meluncurkan kamus bahasa Wotu di Aula Kantor Camat Wotu, Senin (19/9/2022).

Kamus bahasa daerah ini kini sudah bisa didownload di aplikasi playstore.

Kamus bahasa Wotu ini punya beberapa item selain kamus, yaitu sejarah Wotu, video pembelajaran bahasa Wotu, dan cerita rakyat Wotu.

Zulfikar yang juga Guru IT Teknik komputer SMK 2 Luwu Timur ini mengatakan kamus android bahasa Wotu terus dikembangkan dan dilengkapi fiturnya.

"Ini sewaktu-waktu bisa dikembangkan, misalanya ada item atau menu tarian dan nyanyian (bahasa Wotu)," katanya.

"Sekarang kami kembangkan suara dalam penyebutan kosa katanya, jadi bisa didengar cara penyebutan katanya," lanjutnya.

Bahasa Wotu tergolong bahasa daerah yang sudah hampir punah alias sangat jarang digunakan oleh masyarakat di Kecamatan Wotu.

Pada acara revitalisasi bahasa Wotu berbasis komunitas di Baruga Salassa Malilue, Dusun Benteng, Desa Lampenai, Kecamatan Wotu, Luwu Timur, Minggu (24/10/2021), Tim Peneliti dari Balai Bahasa Sulawesi Selatan (Sulsel) Nuraidar Agus menjelaskan secara gamblang terkait kondisi bahasa Wotu yang telah diteliti dalam kurun beberapa tahun terakhir.

Ia mengatakan pihaknya sudah melakukan penelitian sejak 2015 sampai 2018 mengenai eksistensi bahasa Wotu di Kecamatan Wotu.

"Kemudian dilanjutkan lagi tahun lalu dan hasil kajian vitalitas bahwa bahasa Wotu menuju kepunahan," kata Nuraidar.

Hal yang disampaikan Nuraidar ini memang memprihatinkan. Badan PBB Unesco juga mencatat sejumlah bahasa daerah di Indonesia yang hampir punah. "Salah satunya Bahasa Wotu," ujarnya.

Situasi ini tidak lepas dari minimnya penutur bahasa Wotu. Bahkan di lingkungan keluarga Wotu sendiri, bahasa ini jarang bahkan nyaris tidak pernah digunakan lagi.

"Hasil penelitian kami mencatat bahwa penutur Bahasa Wotu saat ini tidak sampai 100 orang. Mereka ini yang masih menggunakan bahasa Wotu sepanjang aktivitas kesehariannya," lanjutnya.

"Inilah mengapa bahasa Wotu disebut kritis hampir punah dan harus direvitalisasi," katanya.

Ia pun merekomendasikan tokoh adat, tokoh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Timur untuk merumuskan formula.

Sehingga bahasa Wotu ini tetap bisa diwariskan kepada generasi muda, terutama kalangan anak-anak.

Tim Peneliti dari Balai Bahasa Sulsel juga sudah melakukan pelatihan bahasa Wotu melibatkan penutur asli selama lima hari.

"Pesertanya 25 anak, ternyata mereka sangat antusias mempelajari Bahasa Wotu," imbuhnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved