Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mantan Kepala RS Bhayangkara Makassar Jadi Dokter Polisi Sulsel Pertama Berpangkat Jenderal

Mantan Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Makassar ini menceritakan kisah suksesnya dimulai saat diterima sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Unhas

Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Waode Nurmin
Tangkap Layar Youtube Tribun Timur
Brigadir Jenderal (Brigjend) dr. Farid Amansyah saat diwawancarai dalam program Ngobrol Virtual Tribun Timur, Minggu (17/9/2022). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Rakyat Sulawesi Selatan patut berbangga dengan prestasi putra daerahnya yakni dr Farid Amansyah.

dr Farid Amansyah mencatat prestasi pada intitusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sebagai dokter asal Sulsel pertama berpangkat jenderal.

Promosi dr Farid Amansyah sebagai Perwira Tinggi (Pati) Polri berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjend) secara resmi dilakukan melalui pengukuhan bertempat di Gedung Tri Brata Mabes Polri, awal September 2022.

Kini sang anak Makassar yang mendapat titel Brigjen dr Farid Amansyah itu membagikan kisah perjuangannya pada Ngobrol Virtual yang dilakukan Tribun Timur, Minggu (17/9/2022).

Mantan Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Makassar ini menceritakan kisah suksesnya dimulai saat diterima sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Unhas di tahun 1988.

Setelah mengikuti tes masuk perguruan tinggi, kata Farid, dirinya dinyatakan diterima sebagai mahasiswa baru FFakultas Kedokteran Unhas

"Jadi saya lahir dan besar serta mengikuti perkuliahan semua di Makassar. Jadi saya SD di IKIP Ujung Pandang, SMP Negeri 24, kemudian SMA Negeri 11 Makassar. Setelah itu, saya mengikuti UMPTN dan alhamdulillah lulus di Fakultas Kedokteran Unhas," jelasnya.

Dirinya menambahkan, setelah masuk sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Unhas tahun 88, Farid mengaku mengikuti program mahasiswa beasiswa Abri selama satu tahun

"Saya angkatan 88, tamat menjadi dokter tahun 96. Karena di masa perkuliahan itu saya mengikuti program beasiswa ABRI saat itu. Jadi tahun 93, saya mengikuti program itu. Satu tahun saya mengikuti pendidikan ABRI dan pendidikan koloni. Kemudian melanjutkan kembali di Fakultas Kedokteran Unhas, lalu selesai di tahun 97," jelasnya.

Menurutnya, ilmu kedokteran sangatlah luas, sehingga bisa diimplementasikan juga dalam tubuh Polri.

Farid mengaku, hanya lima orang perwakilan Sulsel yang bisa tembus dalam program seleksi yang dilakukan ABRI saat itu.

"Jadi ini salah satu jalur implementasi kedokteran. Pada tahu 93' itu memang ada rekrutmen beasiswa mahasiswa Polri. Pada waktu itu panitia dari TNI-Polri masuk ke fakultas untuk mencari calom pimpinan kesehatan Polri di kampus. Alhamdulillah ada 5 orang yang lolos seleksi dari Sulsel yang dikirim termasuk saya," jelasnya.

"Setelah dinyatakan lulus, kami kembali menyelesaikan pendidikan kedokteran. Kami mengikuti pendidikan Polri yang terdekat saat itu. Kemudian saya tamat tahun 97, dan mulai berkarir di Polri tanggal 1 Juli tahun 97," tambahnya.

Farid juga membagikan tips suksesnya dalam menjalankan pengabdian sehingga bisa dinobatkan sebagai jenderal oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit

"Pencapaian ini, seperti yang saya bilang tadi. Karena saya dasari pengabdian ini senagai sebuah ibadah, jadi saya tidak merasa terbebani atau merasa terbelenggu oleh pekerjaan," tutupnya.

Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved