Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pistol Era Perang Dunia II Ditemukan di TKP Pembunuhan Brigadir J, Siapa yang Pakai Menembak?

Fakta baru yang diungkap Kamaruddin pengacara keluarga Brigadir J yakni ditemukannya tiga jenis peluru.

Editor: Ansar
Kolase Wikipedia/Tribunnews.com
Ferdy Sambo bersama Putri Candrawathi, pistol luger era perang dunia II dan Kamaruddin . Kamaruddin Simanjuntak sampai ikut bersuara saat pemilik pistol misterius di lokasi pembunuhan Brigadir j atau Nofriansyah Yosua Hutabarat masih misterius.Simanjuntak. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Fakta baru kembali terungkap dalam kasus pembunuhan Brigadir J yang dilakukan Ferdy Sambo.

Fakta baru yang diungkap Kamaruddin pengacara keluarga Brigadir J yakni ditemukannya tiga jenis peluru.

Kamaruddin Simanjuntak sampai ikut bersuara saat pemilik pistol misterius di lokasi pembunuhan Brigadir j atau Nofriansyah Yosua Hutabarat masih misterius.

Ditemukan pistol era perang dunia yang teridentifikasi di TKP pembunuhan Brigadir J. Pistol yag dimaksud pistol luger.

Diketahui sebelumnya, Glock 17 adalah senjata milik Bharada E yang digunakan untuk menembak Brigadir J.

Sedangkan HS 9 adalah milik Brigadir J yang digunakan Ferdy Sambo untuk menembak ke arah dinding agar seolah-olah ada penembakan.

Dia lalu menguak misteri terkait siapa pemilik pistol yang biasa dipakai oleh prajurit Kekaisaran Jerman tersebut.

Hal itu disampaikan Kamaruddin Simanjuntak saat menjadi narasumber di Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Rabu (14/9/2022).

Kamaruddin Simanjuntak menilai Pistol Luger tersebut mungkin merupakan barang koleksi milik keluarga Ferdy Sambo.

Bukan tanpa alasan, mengingat ayah Ferdy Sambo, Pieter Sambo adalah pensiunan Mayor Jenderal Polisi.

“Jadi orang-orang yang punya koleksi senjata seperti itu adalah orang yang berlatar belakang bahwa dia sejak dulu sudah menguasai persenjataan,” ucap Kamaruddin Simanjuntak.

“Siapa yang sejak dulu sudah menguasai persenjataan yaitu adalah ayahnya Ferdy Sambo, (Ayahnya) Ferdy Sambo itu kan, pensiun terakhir kan adalah mayor jenderal, jadi kemungkinan besar dia bisa mengkoleksi senjata-senjata kuno, era-era 1800 sampai 1990.”

Maka itu, lanjut Kamaruddin Simanjuntak, untuk menuntaskan kerumitan pembunuhan berencana Brigadir J perlu dilibatkan TNI dan PPATK.

“Karena bagaimana pun suka atau tidak mendengarnya, bukan saya memuja-muja angkatan atau TNI, mereka itu terkenal disiplin dan sportif, kucing aja ditembak oleh jenderal hukumnya tegas, apalagi manusia,” ujar Kamaruddin.

“Beda sama polisi yang suka merekayasa kejadian, artinya tidak semua polisi, sebagian kecil saja.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved