Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mayat Korban Mutilasi Motif Cemburu di Bantaeng Diperiksa Tim Biddokes Polda Sulsel

hingga saat ini, AKBP Andi Kumara mengatakan pelaku dari pembunuhan M masih berjumlah satu orang.

Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Waode Nurmin
Dokumentasi
Ruang autopsi Biddokes Polda Sulsel. Jasad M (17) yang dimutilasi kekasihnya A (17) di Bantaeng, Kamis (15/9/2022) 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Jasad M (17) korban pembunuhan dan mutilasi oleh kekasihnya A (17), kini ditangani tim Biddokes Polda Sulsel.

Jasad M di otopsi oleh dokter forensik untuk mengetahui penyebab kematian.

Kapolres Bantaeng, AKBP Andi Kumara ditemani Kasat Reskrim Polres Bantaeng, AKP Rudi, juga hadir memantau perkembangan.

Baca juga: Fakta Baru Pembunuhan Siswi SMA di Bantaeng, Korban Dibunuh Menggunakan Badik dan Kakinya Dipotong

AKBP Andi Kumara mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil otopsi yang dilakukan tim dokter forensik Polda Sulsel.

Dari hasil tersebut autopsi, kata Kumara, pihaknya akan terbantu dalam menemukan bukti baru tentang kematian korban.

"Kondisi jenazah untuk lebih jelasnya tentunya selesai otopsi. Sehingga kita bisa lebih detail untuk penyebab kematian seperti apa," katanya, Kamis (15/9/2022).

Pasalnya, pelaku A (17) kerap kali memberikan keterangan yang berbeda saat diperiksa di Mapolres Bantaeng.

Dirinya menambahkan, pihaknya masih berusaha mengumpulkan saksi dan olah TKP untuk mendalami kasus tersebut.

"Perkembangan dari penyidik masih mengembangkan penyelidikannya, menambah keterangan dari saksi-saksi, pengembangan dari TKP juga," ujarnya.

Kumara mengatakan, hasil autopsi bisa membantu proses penyelidikan agar kasus tersebut dapat mudah dipecahkan.

"Untuk kami fokus untuk otopsi, setelah otopsi baru kita berkoordinasi sehingga kami bisa tahu arah simpulnya kemana kita bisa tentukan," ujarnya.

Dia menambahkan, hingga saat ini, pelaku dari pembunuhan M masih berjumlah satu orang.

"Sementara pelaku masih satu orang, motifnya adalah motif asmara, di mana pelaku dan korban menjalin hubungan asmara, pelaku melihat status daripada korban itu bersama dengan pria lain," ujarnya.

"Setelah itu kemudian pelaku mengajak korban untuk bertemu, pada saat pertemuan itu pelaku melakukan klarifikasi, pada saat klarifikasi itu juga pelaku emosi sehingga terjadi kejadian itu," tutupnya.

Autopsi mayat dilaksanakan oleh tim forensik Biddokkes Polda Sulsel yakni, Kaur Forensik dr. Ria didampingi oleh dr. Deny bersama.

Proses Autopsi tersebut juga dihadiri oleh Ibu kandung dan tante korban.

 

Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved