Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Saifullah Bonto

Tribute To Asdar Muis RMS: Pekan Literasi, Ikhtiar Kolektif Mewujudkan Pangkep Cerdas

Sebagian orang menganggap bahwa aktivitas membaca adalah sebuah hobi atau sekadar aktivitas mengisi waktu luang.

DOK PRIBADI
Saifullah Bonto (Mahasiswa S2 Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran) 

Oleh: Saifullah Bonto (Mahasiswa S2 Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran)

TRIBUN-TIMUR.COM - Iqra’ (Bacalah), demikian pesan Tuhan dalam kitab suci umat Muslim. Sebuah pesan yang tak sebatas teks tapi perlu kontekstualisasi dalam segala macam bentuk pengejawantahannya.

Sebagian orang menganggap bahwa aktivitas membaca adalah sebuah hobi atau sekadar aktivitas mengisi waktu luang.

Tapi tidak dengan sebagian orang pula yang menganggap bahwa membaca merupakan salah satu bentuk manifestasi wahyu pertama dari Tuhan khususnya bagi umat Muslim.

Bagi mereka, membaca merupakan bagian dari ibadah karena sebelum mengamalkan sesuatu, harus mengilmuinya terlebih dahulu dan salah satu cara untuk mengilmuinya adalah dengan membaca.

Dewasa ini, tradisi membaca lebih sering diartikan sebagai tradisi literasi yang aktivitasnya bukan hanya sekadar membaca namun juga menulis.

Hal ini berangkat dari definisi awalnya yakni literatus yang artinya orang yang belajar.

Prof Haedar Nashir dalam sebuah pidatonya menyampaikan bahwa tradisi iqra’ atau tradisi literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis.

Dengan adanya tradisi literasi mengantarkan masyarakat menjadi masyarakat modern jauh dari state of mind yang kolot dan konservatif.

Dalam literatur lain, Aulia Akbar dalam sebuah jurnalnya tentang Membudayakan Literasi memberikan pandangannya bahwa literasi adalah kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.

Dengan merujuk dari beberapa pengertian literasi di atas, maka bisa kita simpulkan bahwa literasi adalah kemampuan seseorang dalam menganalisis informasi secara akurat sebelum diperhadapkan kepada khalayak publik baik dalam bentuk lisan mau pun tulisan.

Namun jika kita membuka data berdasarkan survey yang dilakukan oleh Progress International Reading Literacy Study (PIRLS) tahun 2011 menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam memahami bacaan berada di bawah rata-rata internasional.

Data yang disajikan website resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, berdasarkan survey pihak UNESCO melalui lembaga The World’s Most Literate Nations (WMLN) menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia dari 61 negara.

Artinya, tradisi literasi masyarakat Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan negara lain. Hal ini menjadi PR kita bersama untuk menumbuhkan semangat tradisi literasi di tengah-tengah masyarakat bukan saja bagi kalangan pelajar, mahasiswa atau civil society lainnya tapi juga dari kalangan economic society dan power society.

Pekan Literasi Pangkep yang diadakan langsung oleh Pemerintah Kab. Pangkajene dan Kepulauan berusaha memberangus minimnya tradisi literasi yang di alami masyarakat khususnya masyarakat di Kab. Pangkep.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved