Tolak Kenaikan Harga BBM
Pengamat: Isu Kenaikan Harga BBM Jadi Momen Partai Non Parlemen untuk Pansos
Dosen Universitas Hasanuddin itu menyebutkan pembelaan dari masyarakat hanya sebagai starting point.
Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pengamat Politik Ali Armunanto mengatakan partai non parlemen memanfaatkan isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebagai momen untuk pansos dengan menunggangi isu populer.
Menurutnya, hal itu dilakukan untuk mendulang popularitas.
Mereka, kata dia, berusaha mendapatkan simpati publik dengan memposisikan diri sebagai partai yang beroposisi terhadap kebijakan pemerintah yang tidak populis.
"Efeknya pada 2024 kalau mereka konsisten tentu akan mendapatkan atensi publik," kata Ali Armunanto kepada Tribun-Timur.com, Selasa (6/9/2022).
Dosen Universitas Hasanuddin itu menyebutkan pembelaan dari masyarakat hanya sebagai starting point.
Yang terpenting, kata dia adalah isu yang dibawa.
Selain itu juga bagaimana mengemasnya ke dalam branding dan marketing politik yang mumpuni.
Terkait dengan politik uang, Ali Armunanto mengatakan masih berpengaruh untuk pemilih di tingkat lokal.
Untuk di tingkat nasional dan provinsi, lanjut dia, politik uang tidak terlalu berpengaruh.
"Di level provinsi dan nasional, yang berpengaruh adalah strategi marketing politik," katanya.
Ia menjelaskan bahwa politik uang tidak berpengaruh di tingkat nasional karena konstituennya sangat besar.
Sehingga tidak ada calon yang sanggup melakoninya dengan politik uang.
"Pada tingkat lokal di kabupaten kota konstituennya kecil dan BPP kecil sehingga sangat memungkinkan menggunakan politik uang," ucapnya. (*)