Penjelasan Pemkot Makassar Alasan Kenapa Rel Kereta Api di Makassar Harus dengan Konsep Melayang
Butuh 50 meter jika KA dibangun dengan konsep landed, sementara dengan elevated bisa menghemat hanya dengan 5 meter saja.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Saldy Irawan
lihat foto
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sekretaris Dinas Tata Ruang Kota Makassar Muh Fuad Azis memaparkan alasan Pemkot Makassar menginginkan pembagunan rel KA secara elevated atau melayang.
Fuad-sapaannya menjelaskan, Pemkot menyetujui Pembangunan KA.
Akan tetapi terkait model pengadaan infrastrukturnya harus dilakukan secara elevated atau melayang.
"Di Makassar tidak cocok kalau hanya gunakan landed," ucap Fuad saat menjadi pembicara dalam Coffe Morning Dinas Komunikasi dan Informatika Makassar di Mbuuk Caffe Jl Andi Djemma, Kamis (25/8/2022).
Ada beberapa alasan Pemkot menolak KA landed, pertama terkait kebutuhan lahan.
Butuh 50 meter jika KA dibangun dengan konsep landed, sementara dengan elevated bisa menghemat hanya dengan 5 meter saja.
Kemudian dampaknya kata Fuad, nelayan atau masyarakat yang ada disana sangat terganggu.
Dimana Sungai Tallo akan tertutup, butuh pengelolaan lebih bagus supaya bisa tembus ke laut.
"Perahunya (nelayan) akan kandas, kedua tentu aliran air akan berpengaruh bisa membuat banjir dan genangan," jelasnya.
Ditambah lagi, pemasangan landed akan mendorong terciptanya kawasan kumuh di Makassar.
Yang paling terkena yakni kawasan pergudangan akan terhambat menuju ke kawasan gudang ke Maros.
"Disana ada pemukiman penduduk, Summarecon dan sekitarnya pemukiman, akses tata ruangnya akan menjadi sulit dan rumit kalau ada rel, dia harus mutar kemana, terisolasi," terangnya.
"Juga akan menimbulkan kemacetan, kalau pintu rel ditutup, lima menit saja sudah macet," ulasnya.
Pada dasarnya kata Fuad, program strategis nasional (PSN) didorong pembangunannya tapi juga harus mengakomodir keinginan masyarakat.
Soal pembangunan kereta api, Pemkot Makassar sudah melakukan pengkajian.
