Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Syamsul Arif Galib

Agama, Yang Suci dan Jebakan Merasa Diri Paling Suci

Agama dan kesucian adalah dua hal yang saling terkait. Faktor kesucian yang membedakan agama dengan hal lainnya yang bukan agama.

Dok Pribadi
Syamsul Arif Galib Pengajar Studi Agama-Agama di Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin. Penulis opini Agama, Yang Suci dan Jebakan Merasa Diri Paling Suci 

Dalam berbagai tradisi agama, tempat-tempat ibadah selalu menjadi tempat yang disakralkan.

Kota di mana seorang tokoh agama dilahirkan, rumah di mana mereka pernah tinggal hingga di mana mereka dimakamkan selalu menjadi tempat yang menarik bagi para peziarah. Maka tempat-tempat tersebut selayaknya harus dihormati oleh siapapun.

Demikian halnya dengan titah agama. Titah-titah agama dianggap adalah titah suci yang datang dari Pencipta Semesta.

Para penganut agama akan berusaha melaksanakan titah-titah tersebut sebagai upaya untuk membuktikan dirinya adalah penganut agama yang taat dan baik.

Titah suci ini yang menjadi petunjuk jalan bagi seseorang dalam menjalani kehidupannya.

Jebakan Merasa Paling Suci

Meskipun agama terkait dengan kesucian, namun tidak berarti bahwa mereka yang beragama berhak untuk menyebut dirinya sebagai representasi kesucian apalagi mendewa diri sebagai yang paling suci.

Merasa paling suci merupakan jebakan bagi mereka yang beragama. Sayangnya, ada saja di antara orang beragama yang merasa menjadi suci dengan beragama.

Ajaran agama yang dianggap suci seharusnya menjadi penerang jalan dalam menjalani hidup yang seringkali dipenuhi dengan segala ketidakpastian.

Agama dapat menjadi petunjuk bagi mereka yang meyakininya mengingat agama diyakini sebagi jalan penyelamat bagi mereka yang beragama.

Kenyataannya, agama tidak hanya menjadikan seseorang mau berbuat baik karena terinspirasi oleh agama. Agama juga menghadirkan orang-orang yang merasa suci dengan agama dan perasaan merasa suci itu justru menjadikannya merasa lebih baik dari yang lain.

Tentu tidak masalah merasa menjadi lebih baik karena beragama dan memang agama menghadirkan perasaan bahwa seseorang melaksanakan sesuatu yang baik.

Namun, perasaan itu menjadi problematik jika seseorang mulai merasa diri paling suci. Perasaan paling suci terkadang menjebak seseorang dalam melihat orang yang berbeda.

Jebakan merasa paling suci seringkali mengantarkan seseorang pada perasaan paling benar dan tidak bisa melihat bahwa ada nilai kebenaran pada kelompok lain di luar dirinya.

Jebakan merasa paling suci terjadi seringkali karena seorang penganut agama merasa bahwa dengan beragama, dirinya telah mengikuti kebenaran. Dan tidak ada kebenaran selain kebenaran yang diyakininya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved