Opini Tribun Timur
Antara Sampah Plastik dan Limbah Detergen
Di suatu sore yang cerah. Cahaya mentari benderang menyisir bangunan-bangunan, pepohonan, dan segala yang menjengul di dataran bumi ini.
Oleh Mursyiduddin
IAIN Parepare
Di suatu sore yang cerah. Cahaya mentari benderang menyisir bangunan-bangunan, pepohonan, dan segala yang menjengul di dataran bumi ini.
sedang mengendarai motor dengan kalem, menikmati udara berpolusi yang menampar-nampar wajah saya.
Kali ini saya akan menuju ke kedai yang dijaga oleh kawan saya, Ismail. Di kedai itulah ia menikmati hari-harinya. Kita akan bertemu dengan sengaja sore itu.
Sembari melayani pengunjung lain, ia menyapa saya dengan sapaan khasnya. Saya menjawab apa adanya saja.
Selesai dengan pelayanannya, ia beringsut duduk di dekat saya. Sejenak ia geleng-geleng sembari mulutnya berdecak-decak.
Entah apa gerangan yang membuatnya demikian. Lantas ia bilang bahwa sebenarnya sudah lama ia risau menyaksikan hamparan sampah plastik di perairan tanggul, yang tak jauh dari kedai yang dijaganya.
Semakin ke sini ia kian sesak. Tak terbendung lagi, maka sore itu ia tumpahkan semua kepada saya, perihal kegelisahannya yang terkadang mengganggu tidur paginya itu.
Saya menikmati cerita kawan saya itu dengan sesekali mengangguk pelan. Namun, lain hal di dalam kepala saya kala itu, bukan sampah plastik.
mungkin tidak mengira, yang berkelindan di dalam kepala saya adalah limbah detergen.
Saya pikir, antara sampah plastik dan limbah detergen, sama-sama punya titik yang tidak bersahabat pada lingkungan, biota, pun kita sebagai manusia. Tetapi limbah detergen seringkali terabaikan.
Kirk Othmer dalam bukunya Encyclopedia Of Chemical Technology yang terbit tahun 1982, menyebutkan bahwa detergen merupakan salah satu produk komersial yang digunakan untuk menghilangkan kotoran pada pencucian pakaian di industri laundry maupun rumah tangga.
Menurutnya, detergen secara umum tersusun atas tiga komponen, yaitu surfaktan (sebagai bahan dasar detergen) sebesar 20-30 persen, builders (senyawa fosfat) sebesar 70-80 persen, dan bahan aditif (pemutih dan pewangi) yang relatif sedikit yaitu 2-8 persen.
Surface Active Agent (surfaktan) pada detergen digunakan untuk proses pembasahan dan pengikat kotoran, sehingga sifat dari detergen dapat berbeda tergantung jenis surfaktannya.