Reaksi Judas Amir Soal Demo Berujung Tewasnya Satpam Kejari Palopo: Pendemo Sebaiknya Dicek KTP
"Meraka menyebut diri orang Palopo padahal bukan, hanya orang pengacau datang mau merusak kita di sini," kata Judas Amir.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Saldy Irawan
TRIBUNPALOPO.COM, WARA - Walikota Palopo, Judas Amir, menyayangkan unjuk rasa mahasiswa yang berujung meninggalnya Satpam Kejari Palopo tengah pekan lalu.
Hal itu dikatakan orang nomor satu di Kota Idaman saat memimpin jumpa pers di Mapolres Palopo, Jalan Opu Tosappaile, Kelurahan Boting, Kecamatan Wara, Sabtu (23/7/2022).
Saat memberikan keterangan, Judas Amir meminta agar kedepannya jika ada kelompok mahasiswa yang melakukan unjuk rasa sebaiknya diperiksa Kartu Tanda Penduduk (KTP)-nya.
"Meraka menyebut diri orang Palopo padahal bukan, hanya orang pengacau datang mau merusak kita di sini," kata Judas Amir.
"Makanya saya selalu bilang kalau bisa semua orang yang demo itu sebaiknya diperiksa KTP-nya dulu," tambah Judas Amir.
Walikota dua periode menjelaskan alasannya mengusulkan pemeriksaan KTP bagi masyarakat atau mahasiswa yang akan melakukan unjuk rasa.
Karena menurutnya yang berhak memberikan penilaian kepada pemerintah adalah warga Palopo.
"Kalau dia lahir di Palopo tapi sudah di Kalimantan, barangkali ada misi tertentu dibawa ke sini untuk merusak Palopo, karena Palopo sudah bagus," ujarnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Andi Djemma (Unanda) Palopo, Annas Boceng, mengatakan, pihaknya sementara mendata kerusakan kampus pasca penyerangan.
Data itu selanjutnya akan disingkronkan dengan data kepolisian.
"Tapi untuk sementara ini kita masih lakukan inventarisir kerugiannya, setelah itu kita laporkan ke polisi," katanya.
"Seluruh aktivitas di kampus dihentikan dulu sampai kondisi benar-benar sudah kondusif," tambahnya.
Demo berujung satpam meninggal terjadi di Kantor Kejari Palopo pada Kamis (21/7/2022).
Satpam sekaligus pensiunan TNI meninggal setelah tertimpa pagar besi.
Keluarga korban tidak terima dengan peristiwa ini dan menyerang Kampus Unanda Palopo serta Asrama Hikmah Luwu Utara.
11 mahasiswa atau peserta unjuk rasa telah ditetapkan sebagai tersangka kematian satpam.
Sementara pelaku pengrusakan kampus dan asrama belum ada ditangkap.(*)