Opini Nasrullah Mappatang
PSM sebagai Jembatan Nostalgia Ingatan
PSM Makassar melewati lawatan terakhirnya di Kuala Lumpur, Malaysia pada Senin malam (27/6).
Harus diakui, PSM memang adalah sejarah bagi warga kota Daeng dan masyarakat Sulawesi Selatan itu sendiri.
Entah apa sebab, sekat antardaerah dan antar-etnis di Sulsel akan melebur ketika berbicara tentang PSM.
PSM bukan milik orang Makassar atau warga kota Makassar semata, melainkan Sulawesi Selatan.
Bahkan, dan ini yang sepertinya tidak banyak dibicarakan, PSM saat ini adalah milik orang - orang di luar Sulawesi Selatan kala mewakili Indonesia di laga antar-klub antar-negara.
Terlebih lagi, PSM telah hinggap di hati orang - orang yang pernah bersentuhan dengan kota Daeng, Makassar, sekalipun mereka bukanlah yang terafiliasi dengan salah satu etnik di Sulsel.
Juga, PSM ada di hati para perantau asal Sulsel, yang bertebaran mencari rezeki dan menuntut ilmu di seluruh pelosok Nusantara, bukan hanya di Indonesia, tapi juga Asia Tenggara, termasuk di Malaysia.
Itulah yang saya rasakan kala melakoni kepenontonan dua hari belakangan.
PSM memberikan “jembatan nostalgia” kepada kampung halaman, tanah kelahiran, dan kampus kebanggaan bersama para senior, teman kuliah dan teman KKN, hingga suporter, official, dan pemain yang ditemui di stadion.
Asal mampu berlogat (baca: dialek) Makassar, secepat itu kita bisa akrab dan berbagi cerita. Minta foto dan minta tolong ambil fotopun jangan ditanya. Semua bisa dan lancar.
Tanah rantau memang mengajarkan kita akan refleksi untuk saling bersesama.
Sembari menjembatani dan menjaga ingatan tentang kota Daeng, Makassar, hingga ke tanah kelahiran.
Meminjam istilah, meski tak sama konteks persis, dari Arjun Appadurai, penulis mengalami nostalgia ingatan yang dibayangkan (imagined nostalgia of memory) di masa lalu tentang PSM, Makassar, dan tanah kelahiran.
Kembali Dikenal Dunia
Media baru, khususnya kanal YouTube, selain media cetak dan elektronik yang sudah mapan, rupanya menjadikan nama PSM dan Makassar semakin dikenal dunia satu minggu terakhir.
Terkhusus untuk kawasan Asia Tenggara. Bukan apa pasal, di Dunia Internasional, orang – orang boleh dikata kebanyakan mengenal nama Jakarta dan Bali saja.