Opini Anshar Saud
Narkoba dalam Krisis Kesehatan dan Kemanusiaan
Krisis ekonomi post COVID-19 memberikan dampak yang lebih besar terhadap pasar obat dari waktu-waktu sebelumnya.

COVID-19 dan Narkoba
Krisis ekonomi post COVID-19 memberikan dampak yang lebih besar terhadap pasar obat dari waktu-waktu sebelumnya. Dampak itu terlihat dalam dua akibat.
Pertama, meluasnya produksi dan peredaran narkoba. Kedua, lebih banyaknya penggunaan narkoba.
Saat pandemi, terjadi beberapa hal: jumlah pengiriman yang lebih besar; peningkatan penggunaan pesawat pribadi; peningkatan penggunaan rute jalur laut; serta metode nirsentuh untuk mengirimkan narkoba ke konsumen akhir (World Drug Report, 2019).
Selama krisis, ada tanda-tanda bahwa bahaya kesehatan yang disebabkan oleh penggunaan narkoba telah meningkat, dalam berbagai bentuk di berbagai negara.
European Web Survey on Drug: COVID-19 (2020) menyibak fakta berbagai alasan terjadinya peningkatan penggunaan obat selama pandemi.
Sekitar 78 persen karena alasan kebosanan; 52 persen karena kecemasan; 17 persen karena perilaku menyetok obat. Sisanya karena alasan memiliki uang lebih untuk membeli narkoba dan ketersediaan narkoba yang lebih besar.
Temuan menarik lainnya adalah penggunaan ganja dan obat penenang non-medis yang meningkat secara global selama pandemi ini.
Dapat terlihat dari perubahan persepsi anak-anak muda yang selama dua dekade terakhir lebih merasa bahwa ganja lebih potensial untuk pengobatan dan lebih aman untuk mereka konsumsi.
Narkoba dan Krisis Kemanusiaan
Dari zona perang hingga kamp pengungsi, hingga komunitas yang terkoyak oleh kekerasan di berbagai belahan dunia, berada dalam posisi rentan yang membutuhkan uluran tangan.
Intinya, pandemi, krisis iklim, krisis pangan, krisis energi, dan gangguan rantai pasokan telah meningkatkan penderitaan dan membawa ke ambang resesi global.
Kita seharusnya terpanggil untuk melanjutkan pesan dari Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) yang menitikberatkan tantangan obat transnasional yang ada serta dampaknya dalam situasi krisis.
UNODC terus mengadvokasi untuk melindungi hak atas kesehatan bagi yang paling rentan, termasuk anak-anak dan remaja, pengguna narkoba, orang dengan gangguan penggunaan narkoba dan orang-orang yang membutuhkan akses ke obat-obatan yang terkontrol.
Dengan kampanye #CareInCrises, UNODC menyerukan kepada pemerintah, organisasi internasional, masyarakat sipil, semua pemangku kepentingan (termasuk KIPAN dan GP Ansor) segera mengambil tindakan untuk melindungi masyarakat.
Termasuk dengan memperkuat tindakan pencegahan dan pengobatan bagi pengguna narkoba, dan dengan membereskan pasokan obat-obatan terlarang.