Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Wawancara khusus

Bagaimana Mencetak Generasi Rabbani di Era Digitalisasi?

Era digitalisasi yang pesat menuntut masyarakat beradaptasi dengan cepat.Virus Corona membuat manusia dan segala sektor kehidupan berubah.

Penulis: Siti Aminah | Editor: Sukmawati Ibrahim
Tangkapan layar YouTube Tribun Timur
Tribun Timur dalam Ngobrol Virtual (Ngovi)  edisi Kamis (16/6/2022) mengangkat tema Membangun Generasi Rabbani. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Era digitalisasi yang pesat menuntut masyarakat beradaptasi dengan cepat.

Masuknya wabah virus Corona membuat manusia dan segala sektor kehidupan mengalami perubahan.

Masyarakat seolah dipaksa menjalani kehidupan baru dengan serba digital, termasuk di dunia pendidikan.

Tribun Timur dalam Ngobrol Virtual (Ngovi)  edisi Kamis (16/6/2022) mengangkat tema Membangun Generasi Rabbani.

Menghadirkan tiga pembicara ialah Kepala SMA Insan Cendekia Syech Yusuf (ICSY) Mustakim.

Ketua Umum Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Sulsel, Syaiful Kasim. Serta Anggota Dewan Kehormatan Dr Adi Suryadi Culla.

Ngovi disiarkan langsung lewat YouTube Tribun Timur dan Facebook Tribun Timur Berita Online Makassar.

Topik Membangun Generasi Rabbani diambil sesuai dengan visi dan misi sekolah SMA Insan Cendekia Syech Yusuf.

Dimana sekolah ini selain memberikan ilmu untuk peningkatan kognitif anak, tapi juga memberi bekal keagamaan bagi siswanya.

Paling penting, SMA ICSY tetap melakukan penyesuaian terhadap perkembangan teknologi.

Berikut wawancaranya:

-Bagaimana sejarah terbentuknya SMA ICSY?

Ketua Umum KB PII Sulsel, Syaiful Kasim menjelaskan sejarah terbentuknya sekolah ini. Berawal dari gerakan para alumni kader pelajar Islam Indonesia wilayah Sulsel.

Rencana untuk menghadirkan sekolah ini didiskusikan selama dua tahun. SMA ICSY resmi menerima siswa pada 2006 lalu dengan konsep boarding school.

Sekolah ini dinaungi langsung oleh KB PII Sulsel, tujuannya menyempurnakan pendidikan sesuai syariat islam.

-Dimana Lokasi SMA ICSY?
Sekolah ini berlokasi di Dusun Bontolebang, Desa Pattallassang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa.

Di resmikan oleh wakil Bupati, H Abd Rauf Malagani didampingi kepala Dinas pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, H Muh Sidik Salam.

Salah satu sosok penting yang berperan dalam pembentukan sekolah ini ialah mantan Rekor Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof Arismunandar.

-Apa visi misi yang diterapkan SMA ICSY untuk melahirkan generasi unggul dan beriman?

SMA ICSY memiliki visi mewujudkan pendidikan bermutu, berkarakter, dan berdaya saing global.

Itu diwujudkan dengan misi menerapkan manajemen sekolah yang efektif dan efisien.

Kemudian menerapkan pembelajaran efektif dan kreatif yang mengintegrasikan pengembangan Iptek dan Imtak.

Serta mengembangkan wawasan global melalui pembelajaran bahasa asing.

-Bagaimana persepsi SMA ICSY melihat perkembangan teknologi yang pesat?

Target SMA ICSY melahirkan insan yang mumpuni secara spiritual, kognisi, dan motoris tanpa kaku menghadapi suasana yang berubah.

Menurunnya kaderisasi di kalangan pelajar, mahasiswa, dan pemuda menjadi tanda bahwa harus ada lembaga yang menayangkan kembali nilai keagamaan tanpa mengabaikan perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan.

Diharapkan lembaga pendidikan ICSY mendesain model kurikulum yang memandang persoalan global tanpa menghilangkan jati dirinya.

Disamping itu, dukungan dan kolaborasi dengan berbagai stakeholder penting, termasuk kolaborasi dengan pemerintah.

-Apa bedanya SAMA ICSY dengan sekolah pada umumnya?

Kepala SMA ICSY, Mustakim menjabat pertanyaan ini.

SMA Insan Cendekia Syech Yusuf (ICSY) Gowa punya cara berbeda dalam mendidik siswa-siswinya.

Meski terbilang sekolah baru, SMA ICSY mampu mencetak lulusan yang unggul dan berkarakter.

Dalam proses pembelajaran, sekolah ini tetap mengacu pada kurikulum nasional yang ditetapkan pemerintah.

Yang membedakan sekolah ini dengan sekolah-sekolah pada umumnya ialah pola didikan yang mengedepankan ajaran Islam.

-Bagaimana rutinitas siswa di SMA ICSY?

Rutinitas siswa tiap hari, mereka mengikuti pelajaran seperti siswa lainnya mulai pukul 07.00 hingga 16.00 WITA.

Selepas belajar, mereka bebas untuk mengikuti kegiatan ekstra kurikuler (ekskul) sesuai keinginannya.

Selain ekskul, ada juga bimbingan belajar (bimbel) untuk persiapan mengikuti olimpiade dan persiapan masuk perguruan tinggi.

Kegiatan para siswa dimalam hari diperkuat di ilmu-ilmu agama. Mereka tadarrus juga mengumpulkan hafalannya.

Tak heran maka, lulusan sekolah ini memiliki banyak penghafal Alquran.

Rutinitas yang wajib mereka laksanakan tentunya salat lima waktu, juga diimbau untuk salat tahajjud.

-Sudah berapa banyak alumni ICSY?

SMA ICSY telah melahirkan empat angkatan alumni setelah menerima siswa pada 2016 lalu.

Pada awal pembukaannya memiliki 48 orang siswa yang terbagi dalam dua kelas.

Bahkan sekolah yang berbasis boarding school dan pembelajaran berbasis teknologi ini di lengkapi laboratorium computer.

SMA Insan Cendekia Syech Yusuf mempunyai sejumlah guru yang berpengalaman sebanyak 21 orang dan pembina asrama yang berjumlah 4 orang.

-Apa saja pencapaian selama enam tahun ICSY berdiri?

Banyak pencapaian prestasi siswa dari tahun berdirinya sekolah ini, salah satunya mewakili Sulsel dalam olimpiade sains di tingkat nasional.

Lulusannya juga telah tersebar diberbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Termasuk di ITB, sekolah pemerintahan (IPDN), hingga sekolah-sekolah ternama lainnya.

-Dari kaca mata Dewan Pendidikan Sulsel Adi Suryadi Culla, bagaimana melihat perkembagan SMA ICSY?

Kehadiran SMA Insan Cendekia Syech Yusuf (ICSY) Gowa menjadi contoh.
Pasalnya, sistem pendidikan yang diterapkan, termasuk pendalaman keagamaan tidak semua dilakukan oleh sekolah.

Yang paling spesifik dan penting menjadi catatan adalah hafalan siswa.

-Apa saja tantangan di dunia pendidikan yang dihadapi lembaga pendidikan?

Berbicara soal pendidikan banyak tantangannya. Tantangan paling besar ialah mengakomodasi atau menampung atau memberikan pendidikan yang layak kepada warga negara.

Amanah konstitusi sangat jelas bahwa memberi misi kepada seluruh lembaga pendidikan untuk mengembangkan SDM.

-Bagaimana anda menilai perhatian pemerintah terhadap sekolah negeri dan swasta?

Sangat dipahami bahwa partisipasi pendidikan mulai dari PAUD, SD, jumlahnya sangat banyak.

Tetapi pemerintah sulit untuk mengakomodasi semuanya.

Sehingga kehadiran sekolah swasta menjadi kredit poin yang sangat penting untuk menopang atau menampung kelebihan yang tidak bisa diakomodasi pemerintah.

Hanya saja, salah satu kelemahan dalam kebijakan pemerintah di bidang pendidikan yakni sekolah swasta jarang mendapat perhatian.

Harusnya pemerintah mengajak swasta duduk bersama untuk mengatasi masalah daya tampung sekolah. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved