Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Cerita Rijal Parenrengi Membangun Usaha Kuliner Warung Bebek Dihadapan Milenial, Pangsa Pasar Luas

Tempat makan ini terletak di Lingkungan Labempa, Kelurahan Walannae, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Penulis: Kasdar Kasau | Editor: Waode Nurmin
TribunBone.com/Kasdar
Rijal Parenrengi berbagai cerita kepada petani milenial di Bone, ia membangun usaha kuliner bebek di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. 

TRIBUNBONE.COM, TANETE RIATTANG - Rijal Parenrengi membangun bisnis kuliner bebek dan kini hits di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Ia menawarkan menu daging bebek dengan daging empuk.

Bebek ini diambil langsung dari peternakan milik Rijal.

Sehingga kualitas daging dijamin segar.

Adapun harga bebek perporsi diantaranya, Bebek Palekko 1 porsi Rp120 ribu.

Lalu Bebek palekko setengah porsi dengan harga Rp65 ribu.

Kemudian untuk bebek goreng 1 porsi Rp120 ribu dan Rp65 ribu setengah porsi.

Selain menu bebek ada berbagai menu lain seperti ayam dan ikan.

Masyarakat kian banyak berkunjung ke Bukaka Duck Farm.

Tempat makan ini terletak di Lingkungan Labempa, Kelurahan Walannae, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Selain menikmati lezatnya daging bebek, tempat ini instagramble.

Ada dua kolam buatan, tempat makan yang dibuat dari bahan kayu menambah nuansa pedesaan.

Rijal bercerita, dirinya telah menekuni banyak dunia usaha.

Terakhir ia menjadi pengusaha batu bata di Bukaka.

Lalu bekas produksi tersebut disulap menjadi peternakan bebek.

Kandang milik Rijal mampu menampung tujuh ribu bebek.

Bibit ia pesan dari pulau Jawa, namun bebek Peking itu adalah impor dari Negara China.

Warnanya putih, beratnya mampu mencapai enam kilogram.

Rijal berharap, generasi muda di Bone dapat menjadi pengusaha bebek.

Menurutnya komoditas ini sangat menjanjikan di Bumi Arung Palakka.

"Tahun 1982 saya pelihara bebek disini yang masih warnanya hitam, lalu saya tinggalkan pada tahun 1984 karena kuliah di Makassar," katanya.

Pada tahun 2016, Rijal kembali ke Kabupaten Bone.

"Mengawali usaha bata ringan, industri mebel berjalan dua tahun," tutur Rijal.

Waktu itu, Rijal berharap ada perhatian pemerintah pada industri mebel.

Karena menurutnya tidak ada respon dari pemerintah, ia menutup usahanya.

"Saya kembali ke bebek tahun 2018, sekarang sudah empat tahun berjalan," ujarnya.

Sebelumnya ia memelihara bebek petelur.

"Saya terkendala terhadap harga telur, harganya fluktuatif dan sangat ditentukan oleh harga telur dari luar Bone," katanya.

Ia berharap pemerintah mengintervensi petani milenial menjadi peternak bebek.

"Pangsa pasarnya terbuka luas," jelasnya.

Dalam waktu sebulan, Rijal memproduksi bebek pedaging hingga tiga ribu ekor.

"Wilayah Bone diapit oleh kabupaten Maros, Sinjai, Bulukumba dan Barru, seharusnya bisa menjadi pusat peternakan bebek selain Sidrap dan Pinrang," katanya. (*)

*Laporan Kontributor TribunBone.com - Kasdar.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved