Unismuh
Syekh Khoory Dorong Unismuh Hadirkan Prodi Manajemen Kebencanaan, Ketua BPH: Sepakat
Unismuh didorong membuka Pusat Studi Kebencanaan hingga membuka Prodi Manajemen Kebencanaan.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sukmawati Ibrahim
Namun berbeda dalam kondisi darurat, yang membutuhkan tindakan segera.
“Ketika terjadi bencana Palu, relawan kami sudah tahu dan siap mengambil tindakan. Dengan sigap ada yang bergerak lewat darat, maupun lewat laut untuk membawa bantuan, ataupun terjun ke lapangan untuk mengambil Langkah yang dibutuhkan,” jelas Syeikh Khoory.
Dalam seminar ini, Syeikh Khoory menayangkan video kiprah relawan kemanusiaan dalam kondisi normal, saat terjun ke Jawa Barat.
Serta dalam kondisi bencana, Ketika terjadi gempa Palu.
Usulan ini mendapat respon dari sivitas akademika Unismuh.
Dekan FKIP Unismuh Makassar Erwin Akib PhD juga mendorong adanya sinergi antara Yayasan muslim Asia dengan MDMC (Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah).
Secara khusus, Erwin juga mengulas kiprah Fakultas yang dipimpinnya, dalam Gerakan FKIP Unismuh Peduli.
Gerakan ini telah terlibat dalam penanggulangan bencana di sejumlah daerah di Indonesia.
Erwin juga mengusulkan agar Unismuh mendirikan Center for Disaster and Humanitarian Studies.
“Melalui lembaga ini, para dosen dan mahasiswa yang tertarik terlibat sebagai penggerak kemanusiaan atau peminat studi kebencanaan, bisa bergerak bersama,” ucap Dekan FKIP Unismuh ini dalam Bahasa Inggris.
Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Unismuh Prof Gagaring Pagalung merespon dengan memberi kesimpulan sekaligus memberi saran.
“Tentu kita semua sepakat bahwa bencana itu mesti diantisipasi dengan baik. Perlu penyiapan SDM yang paham betul bagaimana manajemen bencana," ujar Gagaring,
"Saya mengusulkan, sebaiknya Unismuh membuka Prodi Manajemen Kebencanaan, sebagaimana yang ada di UGM, dan sementara dibuat oleh Unhas,” sambungnya.
Usulan lain, kiprah Syeikh Khoory dalam bidang kemanusiaan sebaiknya bukan sekadar dibuat dalam bentuk video, melainkan disusun menjadi buku.
“Buku tersebut bisa menjadi buku panduan pengelolaan bencana. Bahkan jika Prodi Manajemen Kebencanaan di Unismuh sudah berdiri, buku itu bisa menjadi buku wajib bagi mahasiswa,” kata Gagaring.