Opini Tribun Timur
Membumikan Arsip di Nusantara
Dalam arsip kuno yang termaktub dalam Kitab Pararaton menceritakan saat dilantiknya Gajahmada menjadi Mangkubumi di Kerajaan Majapahit.
Oleh: Irzal Natsir
Arsiparis Ahli Madya Pemprov Sulsel
Dalam arsip kuno yang termaktub dalam Kitab Pararaton menceritakan saat dilantiknya Gajahmada menjadi Mangkubumi di Kerajaan Majapahit.
Ia pun pernah berikrar yang dikenal dengan Amukti Palapa atau Sumpah Palapa bahwa ia tak akan memakan buah Palapa sebelum menyatukan Nusantara.
Dalam pemahaman palapa, ada yang menggambarkan palapa itu adalah sejenis buah dan ada pula yang mengartikan palapa itu sebuah ritual puasa yang dilakukan oleh Maha Patih Gajahmada.
Dalam misinya melakukan penaklukan terhadap kerajaan kerajaan potensial yang ada dan juga meredam terjadinya pemberontakan serta kudeta internal terhadap kerajaan Majapahit.
Gajahmada pun akan mengakhiri puasanya tatkala keamanan dalam negeri telah tercipta dan kerajaan kerajaan yang ditaklukkannya telah dipersatukan dalam otoritas kekuasaan besar yang dinamakan Nusantara.
Para ahli pun sepakat dari mulut seorang Gajahmada menyebut nusantara ribuan tahun lalu yang menjadi cikal bakal kata Nusantara yang familiar hingga zaman millenial ini bahkan Ibukota Republik yang baru nantinya bernama NUSANTARA (IKN).
Entah apa yang menyebabkan kata Nusantara ini begitu spesifik memiliki daya yang kuat dan daya majis di seantero negeri ini.
Tapi bukan tanpa alasan karena nusantara memberikan gambaran kisah kisah heroik nenek moyang terdahulu yang menunjukkan bahwa persatuan itu memberi kekuatan dan keteguhan.
Ribuan tahun pun telah berlalu seiring berlalunya zaman keemasan kerajaan Majapahit dan kerajaan kerajaan besar lainnya di Nusantara, pun tulang belulang Gajahmada telah menyatu dengan bumi.
Bercampur menjadi tanah hilang tak berjasad tanpa bekas berlalu tertinggal semakin jauh oleh waktu dan masa.
Sebagai generasi yang hidup saat ini patutlah bersyukur karena deretan tinta emas telah terpampang dan tercatat dalam lembar demi lembar arsip menjadi saksi bisu yang bercerita secara gamblang dari generasi ke generasi.
Bahwa evolusi kebangsaan itu telah berumur lebih dari puluhan abad dan telah membentuk karakter karakter heroik dan memberi legacy nilai nilai luhur nusantara yang menunjukkan jati diri bangsa yang berwawasan nusantara.
Sebagai rekaman kegiatan, peristiwa dan sumber informasi tanpa kita sadari arsip telah menciptakan sebuah nuansa masa dan khasanah informasi kebesaran bangsa ini.