Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Cinta Segitiga Berujung Maut

Pengacara: Sejak Kejadian Rachma Tidak Pernah Pulang ke Rumahnya

M Iqbal Asnan adalah mantan Kepala Satpol PP Makassar. Sementara Najamuddin Sewang dan Rachmawaty adalah pegawai Dishub Makassar.

Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM/MUSLIMIN
Suasana rekonstruksi pembunuhan Najamuddin Sewang yang diduga diotak eks Kasat Pol PP Kota Makassar, M Iqbal Asnan, Kamis (19/5/2022) siang 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kisah cinta segitiga M Iqbal Asnan, Rachmawaty, dan Najamuddin Sewang berujung maut.

Iqbal nekat menghabisi nyawa Najamuddin di awal ramadan, 3 April 2022 lalu.

M Iqbal Asnan adalah mantan Kepala Satpol PP Makassar. Sementara Najamuddin Sewang dan Rachmawaty adalah pegawai Dishub Makassar.

Polrestabes Makassar telah melakukan rekonstruksi kasus tersebut, Kamis (19/5/2022). 

Kisahnya ditarik jauh kebelakang. Empat tahun sebelum Najamuddin tewas tertembak di Jl Danau Tanjung Bunga, Kelurahan Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.

Konflik antara Iqbal dan Najamudin bermula di rumah Rachmawaty.

Berawal saat Iqbal ingin melakukan penyemprotan disinfektan di perumahan Grand Aeropala, Jl Tamangapa, Kecamatan Manggala, Makassar.

Saat itu Iqbal yang menjabat sebagai Sekertaris Satpol PP Makassar bersama anggotanya M Asri dan dua warga, Karto dan Rifaldi mendatangi rumah Rachmawaty di Blok H 19.

Iqbal membuka pintu pagar Rachmawaty.

Lalu mengetuk jendela dan pintu.

Saat membuka pintu, Iqbal kaget melihat Najamuddin bersama Rachmawaty di dalam rumah.

Ia mulai cemburu dan jengkel melihat hal tersebut. Kejengkelannya pun makin tinggi saat bertanya, tapi malah ditinggalkan Najamuddin.

Rencana untuk menyemprotkan disinfektan pun dihentikan. Iqbal langsung menelpon Juniati Sewang, kakak kandung Najamuddin.

"Juni, itu adikmu jangan bikin masalah. Itu adikmu selalu cerita jelek saya hanya untuk mendekati Rachmawati. Sampaikan itu ke adikmu jangan dekati Rachmawaty. Seandainya bukan adikmu, saya habisimi," kata Iqbal saat itu melalui telepon.

Sejak saat itu, api cemburu Iqbal semakin membara. Ia bahkan meniatkan untuk menghabisi nyawa Najamuddin.

Awalnya Iqbal mendatangi dukun di tahun itu juga. Ia dibantu Asri dan Sahabuddin untuk melempar telur dan air dari dukun ke rumah Najamuddin.

Namun rencana tersebut gagal.

Iqbal tidak kehabisan akal. Saat dukun gagal bertindak, ia kemudian memanggil dua oknum anggota Brimob ke rumahnya di Jl Kumala.

Keduanya ialah Sulaiman dan Chaerul Akmal. Saat proses rekonstruksi di TKP, kedua oknum anggota brimob tersebut menggunakan baju tahanan. Tetapi wajahnya ditutup.

Rencana kedua Iqbal pun akhirnya berhasil. Sulaiman berhasil menembak mati Najamuddin di Jl Danau Tanjung Bunga, 3 April lalu.

Seminggu setelah kejadian, Iqbal pun ditangkap dan ditetapkan menjadi tersangka.

Sementara Rachmawaty, tidak lagi masuk ke kantor seminggu pasca kejadian.

Penasehat Hukumnya, Samuel Paembonan mengatakan bahwa Rachmawaty saat ini sedang cuti di pekerjaannya.

Namun, Samuel meminta Rachmawaty untuk tetap masuk kantor dan melaksanakan tugasnya.

Sejak kejadian tersebut, Rahma sudah jarang kembali ke rumahnya. Ia tinggal bersama keluarganya.

"Rahma tinggal di rumahnya saudaranya," katanya saat ditemui di rumah Rachmawaty usai rekonstruksi dilakukan, Kamis (19/5/2022). (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved