Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Wajah 2 Orang Terkaya di Indonesia di Balik Korupsi Minyak Goreng, Tak Banyak yang Tahu dan Kenal?

Kejaksaan Agung RI atau Kejagung menetapkan 4 tersangka dalam kasus pemberian fasilitas ekspor minyak goreng tahun 2021-2022. 

Editor: Edi Sumardi
DOK KOMPAS.COM
SunCo, minyak goreng yang diproduksi anak perusahaan Musim Mas Group milik Bachtiar Karim, orang terkaya di Indonesia. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kejaksaan Agung RI atau Kejagung menetapkan 4 tersangka dalam kasus pemberian fasilitas ekspor minyak goreng tahun 2021-2022. 

Mereka adalah Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan RI, Indrasari Wisnu Wardhana; Senior Manager Corporate Affairs Permata Hijau, Stanley MA; Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia, Parulian Tumanggor; dan General Manager bagian General Affairs PT Musim Mas, Togar Sitanggang.
 
“Tersangka ditetapkan 4 orang. Pertama, pejabat eselon 1 pada Kementerian Perdagangan, bernama IWW Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag,” kata Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin dalam konferensi pers virtual, Selasa (19/4/2022). 

Menurut Burhanuddin, tersangka Indrasari telah melakukan perbuatan melawan hukum yakni menerbitkan persetujuan ekspor terkait komoditi crude palm oil atau CPO dan produk turunannya kepada Permata Hijau Group, Wilmar Nabati Indonesia, PT Multimas Nabati Asahan, dan PT Musim Mas. 

Padahal, perusahaan itu belum memenuhi syarat untuk diberikan izin persetujuan ekspor tersebut.

Dalam kasus ini, penyidik telah memeriksa sebanyak 19 saksi serta memeriksa 596 dokumen atau surat terkait.

“Berdasarkan laporan hasil penyidikan ditemukan alat bukti permulaan yang cukup,” ujarnya. 

Para tersangka diduga melanggar Pasal 54 ayat (1) huruf a dan ayat (2) huruf a b e dan f Undang-undang Nomor 7 tahun 2014 tentang Perdagangan. 

Kemudian, tiga ketentuan BAB 2 huruf a angka 1 huruf b jo bab 2 huruf c angka 4 huruf c Peraturan Ditjen Perdagangan Luar Negeri Nomor 2 Perdagangan Luar Negeri per 1 2022 tentang petunjuk teknis pelaksanaan kebijakan dan pengaturan ekspor CPO. 

“Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 129 Tahun 2022 jo Nomor 170 Tahun 2022 tentang penetapan jumlah untuk distribusi kebutuhan dalam negeri dan harga penjualan di dalam negeri,“ ujarnya. 

Diketahui sebelumnya, Tim Jaksa Penyidik pada Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung (Kejagung) melakukan penyidikan dugaan tindak pidana korupsi dalam pemberian Fasilitas Ekspor Minyak Goreng Tahun 2021-2022. 

Kejagung menemukan sejumlah perbuatan yang berkaitan dengan dikeluarkannya persetujuan ekspor (PE) kepada eksportir yang tak memenuhi syarat Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO). 

"Dikeluarkannya Persetujuan Ekspor (PE) kepada eksportir yang seharusnya ditolak izinnya, karena tidak memenuhi syarat DMO-DPO," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Ketut Sumedana.

Milik orang terkaya di Indonesia

Di balik penetapan keempat tersangka itu, ternyata ada kepentingan orang terkaya di Indonesia.

Ya, 2 dari 3 perusahaan yang terlibat merupakan milik orang terkaya di Indonesia.

PT Wilmar Nabati Indonesia merupakan perusahaan milik Martua Sitorus, sedangkan PT Musim Mas milik Bachtiar Karim.

PT Wilmar Nabati Indonesia sendiri merupakan anak usaha dari Grup Wilmar atau Wilmar International Ltd, perusahaan sawit raksasa yang berbasis di Singapura.

Martua Sitorus, pemilik grup Wilmar.
Martua Sitorus, pemilik grup Wilmar. (WESTIN JAKARTA)

Meski menguasai ratusan ribu hektare perkebunan kelapa sawit di Indonesia, Grup Wilmar lebih memilih berkantor pusat di Singapura.

Wilmar International bahkan tercatat sebagai salah satu perusahaan terbesar dari sisi kapitalisasi pasar di Bursa Efek Singapura atau Singapore Stock Exchange (SGX).

Konglomerasi bisnis Grup Wilmar tak bisa dilepaskan dari pemiliknya, Martua Sitorus alias Thio Seeng Haap, yang tercatat masih merupakan warga negara Indonesia.

Bersama dengan Kuok Khoon Hong, Martua Sitorus mendirikan Wilmar pada tahun 1991.

Wilmar International Ltd pernah masuk sebagai perusahaan sawit terbesar dunia pada tahun 2018.

Awalnya, sebagaimana dikutip dari laman resmi perusahaan, Grup Wilmar memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 7.000 hektare di Sumatera Barat di bawah bendera PT Agra Masang Perkasa (AMP).

Area perkebunan kelapa sawit Wilmar kemudian merambah ke Sumatera Utara.

Dalam waktu relatif cepat, perkebunan sawitnya semakin menggurita di Indonesia hingga ratusan ribu hektare dan berada di atas lahan negara melalui pemberian hak guna usaha (HGU) oleh pemerintah Indonesia.

Di Indonesia, merek minyak goreng dari Wilmar adalah Fortune dan Sania.

Sementara untuk pasar global, perusahaan juga memiliki puluhan merek.

Majalah Forbes bahkan menjuluki Martua Sitorus sebagai Raja Minyak Sawit Indonesia.

Matua Sitorus sebagaimana dicatat Forbes memiliki kekayaan bersih sebesar 3 miliar dollar AS, sekaligus menempatkan pria berusia 62 tahun ini di urutan 1.034 orang terkaya di dunia.

Selain sawit, Martua Sitorus juga mengembangkan sayap bisnisnya di bidang properti melalui bendera Gamaland.

Bisnis propertinya digarap bersama saudaranya Ganda Sitorus.

Di Ibu Kota, perusahaan ini membangun Gamaland yang dinobatkan sebagai gedung tertinggi di Indonesia saat ini.

Dengan nama Gama Tower, gedung pencakar langit ini berada di Jalan HR Rasuna Said.

Dikutip dari Kontan, Gamaland juga akan meluncurkan proyek apartemen di Pulo Gadung, Jakarta Timur.

Proyek tersebut akan dibangun di lahan seluas 13,5 hektare (ha).

Di sana rencananya akan dibangun 15 tower apartemen dan akan dilengkapi dengan pusat perbelanjaan.

Gamaland juga tercatat sedang melakukan pengembangan proyek apartemen bertajuk Arandra Residence di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Timur di lahan seluas 2,7 ha.

Proyek itu tadinya adalah Sentosa Residences milik Bahama Group yang diakuisisi Gamaland senilai Rp 600 miliar.

Proyek itu kemudian dikembangkan menjadi Arandra Residences.

Di sana direncanakan akan dibangun 5 tower apartemen dengan investasi Rp 1 triliun.

Nilai proyek itu diperkirakan mencapai Rp 3,5 triliun.

Aranda Residence baru dipasarkan dan dibangun satu tower.

Pembangunannya sudah dimulai sejak tahun 2016 dan telah memasuki toping off pada Mei 2018.

Lalu ada Click Square di Bandung yaitu mall dengan konsep hi-tech terbarru yang fokus terhadap bisnis startup.

Selain di bisnis properti, Ganda-Martua Sitorus juga dikabarkan akan masuk bisnis jalan tol.

Perusahaan ini bersama dengan PT Adhi Karya akan memprakarsai pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta sepanjang 70 km dengan investasi Rp 19 triliun.

Bisnis lain Martua Sitorus juga merentang sampai industri kesehatan.

Grup Wilmar juga terkait dengan kepemilikan jaringan Rumah Sakit Murni Teguh.

Sosok Bachtiar Karim

Bachtiar Karim adalah pemilik PT Musim Mas Grup yang bergerak dalam usaha pembuatan minyak sawit. 

Dia lahir pada 5 November 1957, anak sulung dari pasangan Anwar Karim dan Mikie Wijaya. 

Pada usia 20 tahun, ia mempelajari penanganan bisnis pembuatan minyak sawit.

Sejak saat itu ia menangani perusahaan sabun milik keluarganya. 

Dia memiliki tiga saudara, Burhan Karim, Bahari Karim, Bachrum Karim.  

Usaha pembuatan minyak kelapa sawit awalnya kali dibuka oleh ayahnya, Anwar Karim, pada 1932 di Medan, Sumatera Utara.

Bachtiar Karim, pemilik Musim Mas Group.
Bachtiar Karim, pemilik Musim Mas Group. (DOK PRIBADI)

Pada tahun 1972, nama perusahaan yang awalnya bernama Nam Cheong Soal Factory yang didirikan sang ayah diubah menjadi PT Musim Mas. 

Musim Mas Grup kini berkantor pusat di Singapura dan menghasilkan USD6,9 miliar atau sekitar Rp 98,67 triliun di tahun 2020.

Perkebunan kelapa sawitnya juga salah satu yang terluas di Indonesia.

Perkebunan sawit PT Musim Mas terdapat diberbagai pulau seperti Sumatera, Kalimatan dan daerah lainya. 

Selain mengekspor minyak sawit ke berbagai dunia, Musim Mas Grup juga memproduksi berbagai produk sabun dan margarin hasil dari penyulingan minyak sawit itu.

Bisnis grup tersebut pun kini tersebar di India, China, Vietnam, Belanda, Spanyol, Italia, dan Brasil.

Saat ini, Musim Mas menjadi eksportir kelapa sawit terbesar di Indonesia.

Salah satu minyak hasil produk PT Musim Mas adalah Sunco, Medicare, Lark, dan Harmony. 

Versi majalah Forbes, Bachtiar Karim masuk dalam 10 besar orang terkaya di Indonesia dengan harta mencapai Rp 50 trliun. 

Bachtiar bersama saudaranya bernama Burhan dan Bahari menjalankan Musim Mas Group selama hampir 40 tahun. 

Keluarganya Karim jugalah yang mendirikan pusat wirausaha yang beroperasi di Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved