Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pekerja Anak

1.000 di Wajo Dilaporkan Ikut Cari Nafkah, Yayasan Wadjo dan Save The Children Turun Tangan

Masyarakat mesti memahami, bahwa anak-anak bukanlah tulang punggung atau pun pekerja yang bisa dieksploitasi tenaganya.

Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Rasni
Istimewa/Rudi Amin
Pelatihan identifikasi, assesment, remediasi dan monitoring kepada PATBM se-Kabupaten Wajo berlangsung di Kecamatan Pitumpanua pada Selasa (29/3/2022) hingga Kamis (31/3/2022) 

TRIBUNWAJO.COM, PITUMPANUA - Masyarakat mesti memahami anak-anak bukanlah tulang punggung atau pun pekerja yang bisa dieksploitasi.

Yayasan Wadjo bersama Save The Children menaruh perhatian besar terhadap Kabupaten Wajo, yang merupakan daerah pertanian itu.

Khusus di Kecamatan Gilireng, Kecamatan Pitumpanua, dan Kecamatan Keera, ada kurang lebih 1.000 anak yang turut bekerja cari nafkah dengan cara jadi petani cilik.

Melalui program Child Labour Monitoring and Remediation System (CLMRS), mereka akan diidentifikasi.

"Apakah dia pekerja anak atau cuma anak yang bekerja, atau anak yang bekerja sesuai tanggung jawabnya. Ada data anak petani kurang lebih 1.000 anak. Dari data ini mau diassesment," kata Manager Program CLMRS, Rudi Amin, Kamis (31/3/2022).

Untuk mengidentifikasi pekerja-pekerja anak tersebut, maka dibentuklah kelompok Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) di sejumlah desa di 3 kecamatan tersebut.

Rudi menyebutkan, bahwa telah ada 9 PATBM yang terbentuk.

Yakni di Desa Alelebbae, Tangkoro, Kompong, Lompoloang, Maccolli Loloe, Lompobulo, Awo, Awota, dan Arajang.

Setiap PATBM akan mendata dan melakukan assesment terkait anak-anak yang terlibat dalam kerja kasar, terutama di sektor pertanian dan perkebunan.

"Untuk memberikan pemahaman kepada kelompok PATBM dalam menjalankan kegiatan di desa masing-masing dan untuk identifikasi dan assesment program Pekerja Anak dengan Kakao Berkelanjutan (CLMRS) maka kita lakukan pelatihan," katanya.

Pelatihan identifikasi, assesment, remediasi dan monitoring kepada PATBM se-Kabupaten Wajo tersebut pun telah berlangsung di Kecamatan Pitumpanua pada Selasa (29/3/2022) hingga Kamis (31/3/2022).

Alumni STIMIK Dipanegara Makassar itu menambahkan, bahwa ke depannya identifikasi pekerja anak tersebut bukan hanya akan dilakukan di sektor pertanian dan perkebunan, melainkan di berbagai sektor.

"Kita targetkan ke semua sektor, tapi kita fokus dulu di sektor pertanian," katanya.

Upaya tersebut patut diapresiasi.

Mengingat isu pekerja anak cukup memprihatinkan, sebab anak-anak semestinya menikmati usia emasnya sebagai seorang anak, bukan sebagai pekerja.(*)

Laporan jurnalis Tribun Timur, Hardiansyah Abdi Gunawan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved