Makassar Menuju Kota Metaverse Siram Padi Bisa Lewat Smartphone
Dinas Ketahanan Pangan Makassar merancang tiga inovasi menuju Makassar Metaverse salah satunya penggunaan teknologi smartphone bagi petani
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Bertani modern di era pesatnya perkembangan teknologi seperti saat ini bukanlah hal yang mustahil.
Penggunaan teknologi seperti menyiram padi tanpa harus ke sawah atau hanya melalui smartphone bisa saja dilakukan.
Inilah kemudian yang menjadi rancangan masa depan program Metaverse Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Makassar.
DKP Makassar bahkan menyiapkan tiga inovasi menuju Makassar Kota Metaverse.
Kepala DKP Makassar, Muhammad Rheza, mengatakan tiga inovasi tersebut ialah digital smart irrigation, smart lorong garden berbasis artificcial intelegent dan machine laearning.
Serta digitalisasi market production with virtual reality (VR) technology.

Ia menjelaskan, smart irrigation menggunakan teknologi smartphone yang akan terhubung dengan sistem.
Serta dapat membantu kelompok tani dalam mengontrol penyiraman tanaman, kelembaban tanah dengan mengoptimalkan konsumsi air sebagai suatu syarat pertanian berkelanjutan.
"Jadi masyarakat kelompok wanita tani (KWT) cukup menyiram tanaman dari handphonennya, ada aplikasi yang sudah diatur jam berapa menyiram tanaman," ucapnya Senin (28/3/2022).
Inovasi kedua, smart lorong garden berbasis artificial intelligent dan machine learning.
Inovasi ini akan menggunakan perangkat internet of things dan cloud computing.
Kemudian memperkenalkan lebih banyak robot dan kecerdasan buatan dalam pertanian.
"Jadi teknologi memungkinkan kelompok tani atau pelaku pangan untuk terhubung ke produksi pertanian dengan menguasai secara real time kontribusi tepat dalam proses budidaya pertanian," tuturnya.
Kecanggihan lainnya, teknologi ini juga akan menghitung indeks kualitas udara, indeks panas, tingkat ketahanan pangan, interaksi sosial ekonomi di lorong.
"Penggunaan dan pengembangan teknology ini akan bekerjasama Collarado Univerity, Virginia Institue, ITB, UGM dan Unhas," paparnya.
Inovasi terakhir, digitalisasi market production with virtual reality (VR) technology.
Penggunaan perangkat virtual reality memudahkan konsumen melakukan transaksi dengan pemilihan yang tepat untuk produk pangan di lorong.
Rheza menjelaskan, program di atas akan bersinggungan langsung dengan program prioritas Wali Kota Makassar Danny Pomanto dan Wakil Wali Kota Fatmawati Rusdi, lorong wisata.
5 Ribu Lorong Wisata
Program lorong wisata menjadi tanggung jawab DKP, 1000 lorong wisata tiap tahun akan dibuat setiap tahun.
Dalam satu periode kepemimpinannya, Danny menjanjikan 5 ribu lorong wisata kepada masyarakat.
Tiap tahunnya ditarget 1000 lorong wisata selama lima tahun berturut-turut.
Khusus Dinas Ketahanan Pangan mendapat 500 jatah untuk lorong wisata di sektor pangan, 500 program lainnya melekat di OPD lain.
Rheza menyampaikan, lorong garden adalah salah satu bagian dari program lorong wisata.
"Minimal tujuan kita bagaimana masyarakat memiliki ketersediaan bahan pangan. Minimal bisa produksi untuk dirinya sendiri dan keluarga," katanya.
Unhas Perkenalkan Drone Pembenihan
Centre of Excellence (CoE) Perbenihan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar mendorong pada petani agar melek teknologi.
Pola kerja petani harus dimodifikasi untuk menghasilkan tanam yang berkualitas.
Dimulai dari tahapan pembenihan, Fakultas Pertanian Unhas punya program pembenihan menggunakan teknologi drone.
Ini menjadi bagian program II, penangkaran benih tanaman padi penanaman II.
Bekerjasama dengan Taiwan International Cooperation Development Fund (ICDF)
Ketua Tim Pelaksana CoE Fakultas Pertanian Unhas, Prof H Yunus Musa mengatakan ini lanjutan dari program yang dijalankan sejak tahun 2018.
Sebelumnya tahap pertama pada tahun 2018-2020, Fakultas Pertanian memprogramkan pengembangan benih berkualitas.
Hanya saja pada tahun kedua ini (2021-2023) ini, bukan hanya fokus pada pengembangan benih berkualitas tapi juga ekspansi menggunakan smart agriculture.
"Yakni pemanfaatan drone untuk memonitor kondisi pertanaman, memonitor kapan panen, kapan produksinya, berapa, kondisi cuaca dan hama," ucap Yunus Musa kepada tribun-timur.com, Minggu (31/10/2021).
Untuk itu, CoE Pertanian Unhas memberi pemahaman dan pelatihan kepada petani dan kelompok tani.
Pelatihan dihelat di Hotel Arthama Makassar, mulai Jumat-Minggu (29-31/10/2021).
Salah satunya materi tentang pemanfaatan drone sebagai bagian dari smart agriculture yang dibawakan oleh Dr.Muhammad Aqil dan Ahmad Fauzan Adzima.
"Kita ada materi namanya aplikasi dan pengenalan drone, dengan harapan bahwa kita kau maju tidak hanya pada industri teknologi 4.0 tapi kita mau menuju 5.0," ujarnya.
Guru besar Fakultas Pertanian Unhas ini menambahkan, respon petani terkait teknologi drone ini rendah.
Bahkan beberapa petani menganggap bahwa mereka tidak sanggup membeli drone.
Padahal kata Yunus, petani tidak dibebankan untuk membeli drone, melainkan disediakan oleh Balai Sertifikasi Benih atau dari Fakultas pertanian.
"Bayangkan selama ini kita menyemprot pakai tenaga manual, bisa saja kita biayai Rp 600 ribu- Rp 700 ribu, kalau drone Rp 200 ribu- Rp 300 ribu, itupun sudah bisa kita monitor," jelasnya.
Dengan begitu, ini bisa mengejar target Indeks Pertanaman (IP) padi 4 atau penanaman empat kali dalam setahun.
Sehingga produksi padi nasional bisa meningkat.
"Ini untuk.mengejar produksi yamg besar, kita harus berpacu pada teknologi.
Dan juga program Departemen Pertanian IP 400 empat kali nanam," tuturnya.
Selama dibentuknya CoE, sudah sembilan ribu ton partisipasinya dalam perbenihan di Sulsel.
Partisipasi itu diharap tidak hanya 10 persen dari total kebutuhan benih Sulsel.
"Potensi benih di Sulsel antara 30 ribu sampai 33 ribu ton, itu kebutuhan benih sulsel per tahun," jelasnya.
Sekadar diketahui, pembicara atau pemateri dalam kegiatan ini adalah Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Sulsel, pihak BSMB Maros, Darwis Ali.
Prof Kaimuddin, Idris Sumasse, Prof Baharuddin, Muhammad Jayadi, Muhammad Farid, Prof Sylvia Sjam, Dr Amir Yassi, Prof Yunus, dan Prof Elkawakib Syam'un.(*)