Mendag Lutfi Mohon Maaf Tak Bisa Kontrol Mafia Migor, Abu Janda: Kita Tunggu Pengunduran Diri Bapak
Mendag Lutfi menyebut ada mafia-mafia yang mengambil keuntungan pribadi sehingga berbagai kebijakan yang dilakukan Kemendag tidak bisa turunkan minyak
TRIBUN-TIMUR.COM - Pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda turut berkomentar terkait Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang memohon maaf karena tidak bisa mengontrol mafia minyak goreng.
"jadi gini lho pak @mendaglutfi (emoji) bapak angkat tangan akui tidak mampu kendalikan mafia migor sama saja bapak mengatakan negara kalah sama mafia (emoji)
ini serius sekali lho pak, menyangkut kemaslahatan banyak orang.
jadi kita terima permintaan maaf bapak, dan kita tunggu pengunduran diri bapak. terima kasih. ttd. rakyat
cc: pakĀ @jokowi
#pecatmendag," tulis Abu Janda lewat postingan di akun Instagram @permadiaktivis2, Jumat (18/3/2022), dikutip Tribun-timur.com.
Diberitakan Kompas.com, Mendag Lutfi menyampaikan permohonan maaf karena tidak mampu menormalisasi harga minyak goreng.
Ia menyebut ada mafia-mafia yang mengambil keuntungan pribadi sehingga berbagai kebijakan yang dilakukan Kementerian Perdagangan tidak bisa menurunkan harga minyak goreng di pasaran.
"Dengan permohonan maaf Kemedag tidak dapat mengontrol karena ini sifat manusia yang rakus dan jahat," ujar Mendag Lutfi saat Rapat Kerja dengan DPR Komisi VI, Kamis (17/3/2022).
Kemendag mengaku memiliki keterbatasan wewenang dalam undang-undang untuk mengusut tuntas masalah mafia dan spekulan minyak goreng.
Oleh karenanya, dia meminta bantuan kepada Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri untuk menindak mafia dan para spekulan minyak goreng.
"Sementara ini kita punya datanya dan sedang diperiksa oleh kepolisian Satgas Pangan tetapi keadaannya sudah sangat kritis oleh ketegangan," ucapnya.
Mendag meyakini ada mafia minyak goreng karena harga komoditas minyak nabati tersebut masih belum normal setelah pemerintah menerapkan kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan Domestic Market Obligation (DMO).
Menurut Mendag, harusnya kebutuhan minyak goreng masyarakat bisa terpenuhi setiap bulannya karena kedua kebijakan tersebut. Namun kenyataannya berbeda. Harga minyak goreng langka dan harganya tidak sesuai HET.
Mendag mengungkapkan, pada 14 Februari-16 Maret 2022, kebijakan DMO bisa mengumpulkan 720.612 ton minyak sawit dari 3,5 juta ton total ekspor produk CPO dan mendistribusikan sebanyak 551.069 ton, atau 76,4 persen ke masyarakat.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), normalnya setiap orang Indonesia mengkonsumsi 1 liter minyak goreng tiap bulan.