Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Klakson

Minyak Goreng, Politik, Ulama dan Umara Ganda

Akhir-akhir ini, politik kian intensif diperagakan dengan beragam bentuknya yang runyam.

Editor: Sudirman
zoom-inlihat foto Minyak Goreng, Politik, Ulama dan Umara Ganda
abdul karim
Abdul Karim, Majelis Demokrasi & Humaniora

Oleh: Abdul Karim

Majelis Demokrasi & Humaniora

Akhir-akhir ini, politik kian intensif diperagakan dengan beragam bentuknya yang runyam.

Ia begitu menyengsarakan rakyat kebanyakan. Apa guna politik demikian? Tak ada selain menambah daftar dosa.

Politik minyak goreng misalnya, malah menyengsarakan sebagian besar masyarakat. Setelah disubsidi, minyak goreng malah dilenyapkan dari pasar.

Liberalisme ekonomi-politik melenyapkannya, dan itu menyengsarakan ummat.

Kenapa liberalisme? Sebab liberalisme anti subsidi.

Perjuangan mereka adalah bagaimana pasar dikelola oleh mereka (pemodal) dengan jejaringnya tanpa negara.

Sialnya, para pengelola negeri ini, menerima itu dengan mengubah konstitusi dan Undang-undang agar tak dianggap melanggar aturan.

Akibatnya, dibawah terjadi gejolak. Ibu-ibu rumah tangga mesti berburu minyak goreng kemana-mana.

Bilapun menemukannya, mereka harus antri ber-jam-jam. Disaat antri, ada yang terinjak.

Gegara minyak goreng rakyat saling injak-menginjak.

Minyak goreng yang langka membuat hidup kita tak berminyak.

Kekurangan minyak goreng akan melahirkan karat yang menghambat normalitas kehidupan.

Ekonomi bangsa ini benar-benar rapuh, atau istilah rekan saya; "dirapuhkan".

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved