Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Konflik Rusia Ukraina

Puslitbang CPCD Unhas: Prediksi Konflik Ukraina-Rusia

Menurut Muhammad Rizal, Rusia tidak memandang tindakannya sebagai ‘invasi’ tetapi sebagi reunifikasi dan pengamanan warga dan aset dalam Ukraina.

Editor: AS Kambie
zoom-inlihat foto Puslitbang CPCD Unhas: Prediksi Konflik Ukraina-Rusia
DOK
Rifqy Tenribali Eshanasir

Menurutnya, buruknya komunikasi media PemerintahRusia menjadi kelemahan posisi bargaining Rusiadalam konflik Ukraina ini.

Berikutnya, Agussalim memulai materi denganmenjelaskan bahwa bantuan perlengkapan senjata di Ukraina yang disediakan oleh NATO adalah hanyauntuk persiapan terhadap agresi Rusia.

Kemudian, iamenjelaskan bahwa kelompok ultra-asionalis di Ukraina itu sangat kecil dan terbentuk sebagai reaksiperlawanan setelah demonstrasi EUROMAIDEN dananeksasi Krimea oleh Rusia.

Selanjutnya Agussalim memaparkan bahwamenganalisi konflik Rusia Ukraina sebaiknyamenggunakan dua paradigma kajian hubunganinternasional, yaitu idealis dan realis.

Perspektifidealisme fokus pada nilai-nilai moralitas. Selanjutnyapada kacamata realisme, dimana kepentingan dankeamanan negara itu prioritas teratas denganmempertimbangkan konteks sosial, budaya dan sejarah.

Menurut Agussalim, selama ini mayoritas media danorang-orang melihat konflik Rusia Ukraina dariperspektif idealisme dengan mengutuk serangan militer Rusia ke Ukraina dan menimbulkan korban jiwa di masyarakat sipil serta mendorong semua orang untukmeninggalkan Ukraina dan mencari tempat lebih amanuntuk keluarganya.

Tentu kita semua mengutuk segalabentuk kekerasan dan perang yang menimbulkankorban jiwa.

Namun jika kita menggunakan pandangan realisme ini, kita dapat lebih memahami alasan Rusia melaksanakanoperasi militer di Ukraina. 

Meskipun perang dingintelah berakhir, namun pertentangan antara sekutuAmerika Serikat dengan organisasi NATO dan Rusiaserta negara persemakmuran bekas Uni Soviet masihberlangsung sampai saat ini. Hanya saja saat ini tidakadalagi pertentangan ideologi Kapitalisme Liberal vs Sosalisme Komunisme.

Beberapa negara bekas Uni Soviet telah bergabung ke NATO, seperti Belarus, Estonia, Latvia dan Slovakia.

Hingga saat ini NATO terus melakukan ekspansi dan menerima negara-negarabekas Uni Sovier untuk bergabung, termasuk Ukraina.

Kondisi ini membuat Putin kurang senang dan memintaNATO untuk tidak menerima Ukraina sebagai anggotaNATO untuk saling menghormati kedaulatana negaradan Kawasan.

Namun NATO menyatakan untukmenolak saran tersebut dan tetap membuka peluangUkraina untuk bergabung. 

Agussalim berpendapat bahwa jika Ukraina bergabungdengan NATO, maka ada kemungkinan banyak senjataanti-tank dan anti-artillery, bahkan mungkin diberikanrudal dan berada di wilayah tetangganya. 

Dengan demikian, Putin tidak akan menginginkan pihak musuhberada di halaman rumahnya dan mengancamkedaulatan negara.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved