Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mengenal Spetsnaz Fatal Beauty Pasukan Khusus Wanita yang Diturunkan Rusia, Latihannya Mengerikan

Ukraina tak menyerah meski diserang. Presiden Ukraina Vlodymyr Zelensky dan ibu anegara Olena Zelenska ikut berjuang untuk negaranya.

Editor: Ansar
Kolase Instagram
Tentara wanita dalam pasukan khusus Rusia. 

Total 650.000 pasukan wanita Rusia terlibat dalam PD II dan di medan perang mereka bertempur bahu membahu bersama para prajurit pria.

Sebanyak 1000 prajurit wanita Rusia bahkan dilatih untuk mengawaki pesawat tempur, pengebom dan transportasi.

Salah satu pilot wanita Rusia, Mayor Tamara Aleksandrovna bahkan berhasil menembak jatuh sebanyak 38 pesawat Nazi dalam PD II.

Dalam peperangan antara Rusia dan Chechnya (1994-1996) sebanyak 82 prajurit wanita Rusia juga dilibatkan sebagai pasukan khusus.

Sebanyak 23 tentara wanita berhasil mendapatkan prestasi dari pemerintah Rusia karena dinilai berprestasi di medan laga Chechnya.

Dengan latar belakang yang sudah kenyang peperangan itu, dalam perkembangan terkini, Rusia tidak hanya mengijinkan tentara wanita bergabung dengan
Spetsnaz.

Tapi juga diijinkan untuk bergabung dengan pasukan elit lainnya, yakni pasukan lintas udara (airborne) Ryazan Paratroopers.

Sebagai pasukan elite, para pasukan khusus wanita Rusia mendapatkan pendidikan yang tidak berbeda dengan para prajurit pria.

Yang jelas para pasukan khusus wanita Rusia selain terkenal cantik-cantik juga keganasannya (fatal beauty).

Pasalnya mereka sangat mahir bertempur baik saat menggunakan senjata maupun tangan kosong.

Baca juga: Siapa Anonymous? Kelompok Siluman Bantu Ukraina Serang Balik Rusia, Web Kementerian dan TV Dihapus

Baca juga: Rekam Jejak Olena Zelenska Istri Presiden Ukraina, Tak Gentar Meski Diincar Tentara Rusia Bikin Haru

Berapa kekuatan total Spetsnaz?

Menurut BBC, pasukan komando di unit khusus Spetsnaz berjumlah antara 1.500 dan 2.000.

Unit ini dikendalikan oleh Layanan Keamanan Federal.

Mereka telah digunakan oleh Rusia dalam operasi internasional besar, seperti selama krisis Suriah baru-baru ini, dan untuk memimpin serangan terhadap pemberontak Kenya dua dekade lalu.

Mereka juga aktif selama Perang Dingin, sebagai pasukan pengintai medan perang udara, yang beroperasi jauh di belakang garis musuh.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved