Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kasus KDRT di Makassar

Tersangka KDRT, Pengusaha Alkes di Makassar Terancam 5 Tahun Penjara

Pengusaha alat kesehatan berinisial FA (48) terancam hukuman lima tahun penjara.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM/EMBA
FA Tersangka kasus KDRT saat dihadirkan dalam press release di Mapolrestabes Makassar, Jl Ahmad Yani, Kamis (24/2/2/2022) sore 

Akibat pemukulan itu, lanjut Komang, SZ mengalami luka memar di beberapa bagian tubuhnya.

"Sehingga mengakibatkan korban (SC) mengalami luka memar, nyeri dan bengkak pada bagian dahi dan lengan sebelah kanannya," bebernya.

Polisi pun menetapkan pengusaha alat kesehatan di Kota Makassar itu, FA sebagai tersangka kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istrinya, SZ.

Penetapan tersangka itu, pasca viral diberitakan bahwa kasus itu mandek lantaran FA mempunyai keluarga polisi di Mabes Polri.

"Tersangka berinisial FA, tempat tanggal lahir di Ujung Pandang 13 Desember 1978," jelas Komang.

"Tersangka FA diduga telah melakukan kekerasan fisik terhadap korban SZ, yang merupakan istri sahnya dengan menggunakan tangan kanannya," sambungnya.

Sebelumnya diberitakan, Seorang pengusaha alat kesehatan di Kota Makassar, FA (48) dilaporkan atas kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istrinya, SZ (36).

Namun anehnya, kasus itu dikabarkan mandek di Polrestabes Makassar lantaran terlapor FA, punya saudara yang bertugas di Mabes Polri.

Padahal, SZ yang mengaku sebagai korban KDRT juga telah menjalani visum di RS Bhayangkara.

Kasus itu mendapat pendampingan dari UPT Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Pemprov Sulsel.

Kepala UPT P2TP2A Pemprov Sulsel, Meisy Sari Bunga Papayungan, membenarkan perjalanan kasus tersebut yang terkesan lamban.

"Sebetulnya itu kan, di polisi yang tidak (jalan). Jadi kemarin itu kita minta, bagaimana, percepat dong progresnya biar korban tidak kelamaan juga sama kami," kata Meisy Papayungan dikonfirmasi via telepon, Kamis (24/2/2022) siang.

Meisy juga membenarkan jika petugasnya yang mendampingi kasus itu, sempat mendapat intimidasi dari terlapor, FA.

"Iya, ada satu kasus. Anggota saya dipukul kasihan (sama terlapor KDRT)," bebernya.

Kasus dugaan pemukulan oleh FA terhadap petugas P2TP2A itu kata Meisy terjadi pada 4 Februari 2022 lalu dan telah dilaporkan ke Polrestabes Makassar.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved