Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Perang Rusia Vs Ukraina

Perang Rusia Vs Ukraina Picu Eksodus Besar-besaran, Begini Kondisi Muslim atau Warga Islam di Sana

Invasi militer secara total Rusia ke Ukraina memicu suara ledakan bom dan bunyi sirine di berbagai sudut, di Kiev, ibu kota Ukraina.

Editor: Edi Sumardi
AFP
Asap hitam membumbung tinggi dari bandara militer di Chuguyev, dekat Kharkiv, Ukraina, Kamis (24/2/2022). Invasi militer secara total Rusia ke Ukraina masih terus berlangsung. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Invasi militer secara total Rusia ke Ukraina memicu suara ledakan bom dan bunyi sirine di berbagai sudut, di Kiev, ibu kota Ukraina.

Warga yang ketakutan pun berlarian menyelamatkan diri.

Jurnalis Al Jazeera, Andrew Simmons melaporkan dari Kiev, dengan mengatakan bahwa tepat setelah pukul 5 pagi waktu setempat (03:00 GMT), hotel tempat dia menginap sedikit bergetar akibat suara ledakan.

“Mereka tidak berada di pusat kota. Mereka berada di kejauhan. Langit menjadi oranye dan merah dan 15 detik kemudian Anda akan mendengar ledakan sehingga awalnya agak jauh. Kemudian semakin dekat dan kami mendengar laporan ledakan di seluruh negeri,” kata Simmons.

Eksodus besar-besaran sudah terjadi yang menyebabkan terjadinya antrean panjang mobil terbentuk dari pusat kota menuju berbagai pintu keluar dari Kiev, Kamis (24/2/2022) waktu setempat.

Selain itu, mereka juga mencari tempat perlindungan di stasiun bawah tanah kota dan tempat-tempat aman lainnya di Kiev.

Simmons melaporkan, orang-orang awalnya hanya panik dan berlari mencari perlindungan di beberapa tempat dan tersiar kabar dari Presiden Ukraina bahwa Rusia sedang menyerang.

Warga Ukraina menutupi tubuh yang tergeletak di tanah setelah pemboman di kota Chuguiv, Ukraina timur. Kamis (24/2/2022), angkatan bersenjata Rusia menyerang Ukraina dari beberapa arah, menggunakan roket sistem dan helikopter untuk menyerang posisi Ukraina di selatan, kata dinas penjaga perbatasan. - Pasukan darat Rusia pada hari Kamis menyeberang ke Ukraina dari beberapa arah, kata dinas penjaga perbatasan Ukraina, beberapa jam setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan peluncuran serangan besar-besaran. Tank Rusia dan alat berat lainnya melintasi perbatasan di beberapa wilayah utara, serta dari semenanjung Krimea yang dicaplok Kremlin di selatan, kata badan tersebut.
Warga Ukraina menutupi tubuh yang tergeletak di tanah setelah pemboman di kota Chuguiv, Ukraina timur. Kamis (24/2/2022), angkatan bersenjata Rusia menyerang Ukraina dari beberapa arah, menggunakan roket sistem dan helikopter untuk menyerang posisi Ukraina di selatan, kata dinas penjaga perbatasan. (AFP)

Presiden berkata, 'tolong tetap tenang'. Simmons juga mengatakan bahwa saat ini ada suasana yang sangat menakutkan di pusat kota Kiev.

“Itu karena kami tidak yakin apakah pasukan lapis baja menuju ke arah ini,” tambahnya.

Baca juga: Sebab Perang Rusia Vs Ukraina hingga Arti Posting-an Andriy Shevchenko di Instagram, Jangan Salah!

Koresponden saluran berita Ukraina melaporkan bahwa kemacetan lalu lintas terbentuk dari pusat kota Kiev menuju Zhytomyr dan pintu keluar lainnya dari kota pada pukul 6 pagi waktu setempat (04:00 GMT).

Pemerintah setempat sendiri sebenarnyatelah mendesak warga Kiev untuk tinggal di rumah.

"Setiap orang yang tidak terlibat dalam pengoperasian infrastruktur kritis dan pendukung kehidupan kota, tetap di rumah dan bersiap untuk mengikuti tempat perlindungan ketika sirene menyala," kata Administrasi Negara Kota Kiev dalam pesan resminya melalui saluran telegram.

Warga berbondong ke ATM

Iliya Kusa, seorang analis hubungan internasional di Ukrainian Institute for the Future, mengatakan kepada Al Jazeera dari Kiev bahwa fakta bahwa orang-orang meninggalkan Kiev sebagian benar tetapi itu bukan gelombang panik.

“Situasi di Kiev, tempat saya berada sekarang, kurang lebih stabil. Tidak ada kepanikan, tidak ada masalah kritis saat ini. Angkutan umum beroperasi seperti biasa. Satu-satunya hal yang berubah sebenarnya adalah sekolah, universitas, dan taman kanak-kanak ditutup dan rumah sakit dalam keadaan siaga tinggi sejak parlemen memberlakukan darurat militer,” kata dia.

“Namun, saya perhatikan banyak orang yang berusaha mendapatkan uang dari ATM. Ada antrian di sana dan sekelompok orang segera pergi ke toko untuk membeli produk dasar. Selain itu, semuanya baik-baik saja,” tambah Iliya.

Menurut dia, ada juga kemacetan lalu lintas di jalan-jalan utama yang mengarah ke luar kota.

“Saya tidak bisa menilai jumlah orang yang mencoba meninggalkan kota tapi tentu saja, ada beberapa orang yang ingin meninggalkan Kiev,” kata dia menerangkan.

Baca juga: Erdogan Telpon Langsung Vladimir Putin: Turki Tak Akan Akui Perbuatan Rusia ke Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin seperti diketahui telah mengumumkan operasi militer skala penuh di Ukraina pada Kamis pagi, memberitahu pasukan Ukraina untuk meletakkan senjata mereka dan memperingatkan setiap pasukan yang mengganggu akan menghadapi konsekuensinya. Dia mengklaim operasi itu untuk melindungi warga sipil di Ukraina.

Militer Rusia mengatakan pertahanan udara dan pangkalan Ukraina telah dihancurkan sementara banyak bandara sipil dibom.

Separatis di Ukraina timur juga mengatakan mereka telah mengambil alih beberapa kota.

Jalan di Kota Kyiv ramai dengan mobil warga yang ingin meninggalkan ibu kota negara Ukraina itu, Kamis (24/2/2022).
Jalan di Kota Kyiv ramai dengan mobil warga yang ingin meninggalkan ibu kota negara Ukraina itu, Kamis (24/2/2022). (DAILY MIRROR)

Tank-tank terlihat datang dari Krimea yang diduduki Rusia dan melintasi perbatasan dari Belarus. Ukraina mengatakan angkatan udaranya telah menembak jatuh beberapa pesawat Rusia di timur.

Ada laporan di media Ukraina bahwa pasukan Rusia telah mendarat di kota pelabuhan timur Odesa dan Mariupol.

Kondisi ini pun dikhawatirkan menjadi Perang Dunia III.

Kabar Muslim di Ukraina

Sedang terjadi perang, bagaimana kondisi Muslim atau umat Islam di Ukraina?

Dikutip dari Wikipedia.org, Muslim di Ukraina berjumlah sekitar 4 persen dari keseluruhan jumlah penduduknya.

Kebanyakan mereka adalah daripada kaum Tatar Krimea dan tinggal di semenanjung Krimea.

Baca juga: Hari Pertama Serangan Rusia ke Ukraina, 40 Orang Tewas

Di Kiev sendiri ada sekitar 50 ribu warga Muslim, termasuk dari mereka merupakan warga yang berasal dari luar negara.

Sebelum perang terjadi pada Kamis hari ini, dikutip dari kantor berita Anadolu Agency, Muslim di kota Kostiantynivka di Ukraina timur berharap "perdamaian dan kebaikan" dapat terwujud di negara itu.

Meskipun kota industri di wilayah Donbas jatuh ke tangan separatis pro-Rusia untuk sementara waktu pada 2014, tentara Ukraina berhasil mendapatkan kembali kendali.

Koritsky, 31, mengatakan situasinya "memburuk" pada tahun 2014, ketika kelompok separatis pro-Rusia menyerbu bagian timur Ukraina.

Saat itu, terang dia, tidak ada penduduk kota yang melarikan diri ke tempat lain karena "tidak ada tempat lain untuk dituju."

Dia menegaskan bahwa komunitas Muslim di daerah itu telah menghadapi ancaman selama konflik.

"Kami terbiasa dengan semua hal ini selama bertahun-tahun, kami telah melihat perang dan tembakan ... Tentu saja, kami menginginkan kedamaian dan kebaikan, seperti sebelumnya, ketika tidak ada masalah bagi kami dan orang-orang dapat hidup lebih baik," kata Koritsky.

"Insya Allah, semoga semuanya baik-baik saja dan tidak ada pertempuran," tambah dia.

Avaz Shiraliyev, seorang pengusaha berusia 62 tahun keturunan di Azerbaijan dan telah tinggal di Ukraina selama lebih 30 tahun, mengatakan komunitas Muslim di Kostiantynivka telah berkembang secara kuantitas dibandingkan satu dekade lalu, ketika beberapa orang mulai membangun masjid pertama di kota itu secara swadaya.

Shiraliyev, yang juga ketua Asosiasi Bulag Muslim di Kostiantynivka, mengatakan meskipun hampir 1.000 Muslim tinggal di sana, hanya sekitar 60 keluarga yang secara aktif mengambil bagian dalam komunitas Muslim.

Dia menggarisbawahi bahwa saat ini situasi umum di wilayahnya masih "baik-baik saja" dan dia tidak yakin ketegangan dengan Rusia akan terjadi.

"Situasi politik, sampai batas tertentu, mempengaruhi kehidupan setiap orang, termasuk ekonomi, finansial, pekerjaan, dan mata pencaharian masyarakat," katanya dan mencatat bahwa sebelum konflik, kota-kota terdekat Donetsk dan Luhansk telah memberikan lebih banyak kesempatan kerja.

Shiraliyev menekankan bahwa komunitas Muslim memiliki "hubungan timbal balik yang sangat baik dan berdasarkan rasa hormat" dengan penduduk setempat mereka.(kompas.com/wikipedia.org/anadolu agency)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved