Cerita Pengusaha Tempe di Sinjai
Harga Kedelai Naik 2 Kali Lipat, Pengusaha Tempe di Sinjai Kurangi Produksi dan Pecat Karyawan
Salah seorang pengusaha pembuat tempe tahu di Stadion Mini, Kecamatan Sinjai Utara, Sugianto menceritakan masa sulit pascaharga bahan baku tempe naik
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Muhammad Fadhly Ali
TRIBUNSINJAI.COM, SINJAI UTARA - Sejumlah pengusaha tempe dan tahu di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan ikut merasakan dampak kenaikan harga kedelai.
Salah seorang pengusaha pembuat tempe tahu di Stadion Mini, Kecamatan Sinjai Utara, Sugianto menceritakan masa sulit pascaharga bahan baku tempe tahu itu naik.
Ia mengatakan, sebelum harga kedelai naik, ia masih sempat mepekerjakan lima tenaga kerja warga Sinjai.
Saat itu masih harga kacang kedelai Rp300-an ribu per karung isi 50 kilogram.
Dan belakangan ini harga bahan baku tersebut naik menjadi Rp600 ribu per karung.
Sugianto tak mampu berbuat banyak di tengah melonjaknya harga kacang kedelai tersebut.
Keuntungan sangat tipis, sementara ia harus meggaji lima orang karyawannya.
"Setelah bahan baku kacang kedelai naik Rp 600 ribu per karung, saya tak mampu gaji lagi karyawan," ungkapnya, Kamis (24/2/2022).
Sebelumnya, Sugianto tidak banyak terlibat dalam produksi dalam usahanya.
Sebab lima karyawannya menjalankan usaha itu.
Ia hanya mengontrol saja para karyawannya bekerja.
Kini, ia harus terlibat langsung dan dibantu seorang putranya.
Tak ada lagi karyawan.
"Sebab tak mampu saya gaji, keuntungan dari usaha ini sekarang hanya bisa beli kebutuhan pokok," tuturnya.
Pengusaha tempe ini mulai merintis usahanya sejak tahun 2006 lalu di Kabupaten Bone.