Ingat Jenderal Chairuddin? Putra Sulsel Pertama Jabat Kapolri Tapi Dicopot Pasca 2 Bulan, Kini Beda
Sebenarnya, Chairuddin Ismail menjadi Kapolri "aji mumpung", menggantikan Jenderal Polisi (Purn) Surojo Bimantoro.
“Kami puji semangat yang dimiliki Pak Chairudin Ismail yang terus berkarya. Sosoknya membanggakan seluruh jajaran polri dan masyarakat,” ujar Yazid Fanan.
Chairuddin adalah salah satu intelektual polisi yang piawai berdiskusi dan rajin menuangkan buah pikirannya di media.
Saat pidato pengkuhan, Chairuddin mengusulkan supayarparadigma hukum represif yang kerap digunakan kepolisian diganti dengan hukum persuasif.
“Hukum sebaiknya membahagiakan rakyat, bukan menyengserakan," kata dia.
"Karena itu, paradigma hukum persuasif penting untuk digunakan oleh polisi yang bertugas di negara dan masyarakat yang demokratis.
Dalam menjalankan fungsinya, polisi juga perlu menganut paham yang mengutamakan kebermanfaatan hukum bagi masyarakat,” katanya.
Dilansir Kompas, Chairuddin menjelaskan, gerakan reformasi yang digaungkan masyarakat sipil pada 1998 telah mendorong kepolisian mereformasi diri sejak tahun 1999.
Pengukuhan Chairudin dihadiri puluhan jenderal polisi, baik yang aktif maupun yang sudah pensiun, termasuk mantan Kapolri Bambang Hendarso Danuri dan Badrodin Haiti.
“Kami bangga melihat semangat dan pengabdian Pak Chairudin Ismail yang tak pernah redup dalam mengembangkan pendidikan,” ucap salah seorang anggota senat STIK PTIK Prof. Adrianus Meliala.
Pakar ilmu kepolisian dari Universitas Bhayangkara, Edi Hasibuan menilai, pencapaian yang ditorehkan Profesor Chairudin patut diapresiasi.
Menurut Edi, tidak banyak tokoh memiliki keilmuan lengkap seperti Chairudin ismail.
Dia sangat menguasai ilmu kepolisian, buku-buku hasil karyanya cukup banyak. Selain itu, juga sangat mumpuni dalam praktik nyata di lapangan.
“Kami sangat bangga dengan sosok Pak Chairudin Ismail,” ucap Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia ini. (*)