Ingat Jenderal Chairuddin? Putra Sulsel Pertama Jabat Kapolri Tapi Dicopot Pasca 2 Bulan, Kini Beda
Sebenarnya, Chairuddin Ismail menjadi Kapolri "aji mumpung", menggantikan Jenderal Polisi (Purn) Surojo Bimantoro.
Kasus ini telah memuncakkan dualisme dalam tubuh kepolisian dan perseteruan Presiden dengan parlemen.
Pengangkatan Chairuddin Ismail memunculkan penolakan 102 jenderal polisi yang tidak menghendaki ada politisasi di tubuh Polri.
Masalah Polri ini semakin berlarut-larut.
Bertepatan dengan peringatan Hari Bhayangkara, 1 Juli, Presiden mengumumkan pemberhentian Kapolri nonaktif Surojo Bimantoro, dan akan menugasi mantan Asisten Operasi Mabes Polri itu sebagai Duta Besar RI di Malaysia.
Beberapa jam kemudian, lagi-lagi Surojo Bimantoro menolak.
Baca juga: Jenderal asal Toraja Ferdy Sambo Minta Penambahan Kewenangan ke Kapolri Bisa Tindak Tegas Pelanggar
Baca juga: Rekam Jejak Kombes Riko Kapolrestabes Medan Terima Suap Narkoba, Lebih Kaya Dibanding Kapolri
Situasi Mabes Polri semakin panas, apalagi muncul pernyataan sikap para perwira menengah Polri, meminta Surojo Bimantoro ikhlas mundur, ditambah lagi berita akan ditangkapnya Surojo Bimantoro karena dianggap telah membangkang terhadap perintah Presiden.
Surojo Bimantoro tidak goyah, dan memaksa Presiden melakukan langkah lebih dramatis.
Pada tanggal 20 Juli 2001, dia melantik Chairuddin Ismail resmi sebagai Pejabat Sementara Kapolri, meski dengan bayaran yang mahal.
Pelantikan itu memicu krisis politik baru: DPR meminta MPR segera menyelenggarakan sidang istimewa, meski Presiden mengangkat Chairuddin Ismail hanya sebagai Pejabat Sementara Kapolri dengan pangkat jenderal penuh bintang empat.
Setelah Presiden Megawati Soekarnoputri dilantik, Chairuddin Ismail dicopot dari jabatannya.
Kini, Chairuddin Ismail menjadi politisi dengan menduduki jabatan sebagai Ketua Dewan Kehormatan Partai Hanura.
Chairuddin Ismail yang lahir di Wajo, 73 tahun lalu, dikenal dekat dengan mantan Panglima ABRI, Wiranto dan mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla.
Kabar terbarunya, Chairuddin Ismail dikukuhkan menjadi Guru Besar Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK–PTIK).
Pengukuhan dilakukan lewat sidang senat terbuka yang dipimpin Ketua STIK Irjen Pol Drs Yazid Fanani, di kampus PTIK, Jakarta pada Rabu (9/6/2021).
Dewan Penyantun KKSS kelahiran Makassar 27 Desember 1947 tersebut, diharapkan memberi inspirasi dan motivasi kepada jajaran polri agar melahirkan polisi yang unggul.